• Minggu, April 24, 2011
  • Administrator
.htaccess – This is the default name of a configuration file that contains “server directives” (commands known by the server) that tell the server how to behave. One common use for an .htaccess file is to restrict access (password-protection) to specific files or directories on the Internet or intranet, or to specify a particular web page to be accessed when there the file requested by the browser is not found (error 404).

Tulisan kali ini mengenai satu hal dasar dalam hosting, yaitu mengenai satu file yang berjuluk .htaccess (memang ada tanda titik di depannya). File ini penting untuk bermacam setingan di hosting dan sepertinya tulisan-tulisan mendatang juga mungkin banyak berkaitan dengan kebutuhan seting di file ini. Tulisan ini bukan murni karyaku, namun adalah kumpulan dari berbagai sumber (sumber-sumbernya akan saya cantumkan di akhir artikel ini).

Hal penting pertama yang harus diketahui, bahwa file .htaccess ini adalah hidden file, terlihat dari adanya tanda titik di depan nama file nya. Maka itu pastikan untuk mencentang opsi ‘view hidden file’ saat Anda masuk ke menu file manager di cpanel. Kalau tidak, maka Anda akan sangat kesulitan mencari di mana letak file .htaccess ini.
Kalau file ini memang belum ada di public_html, bisa saja Anda buat (create) file baru dengan nama .htaccess.
Seting permission file ini defaultnya yang aman adalah 644 (rw-r–r–) dengan maksud bahwa file ini bisa diakses server, namun mencegah user mengeditnya dari web browser. Jadi untuk mengedit file nya harus dilakukan dari hosting manager.
File .htaccess digunakan untuk pengaturan konfigurasi default server. Konfigurasi server yang diseting melalui file .htaccess ini akan mempengaruhi juga sub-directory yang ada di bawahnya. Jadi cukup 1 file .htaccess di public_html (root directory) untuk mempengaruhi keseluruhan sub-directory yang berada di public_html.
Kalau di suatu sub-directory membutuhkan seting konfigurasi yang berbeda dengan directory utamanya (misal untuk seting subdomain atau add on domain) maka perlu dibuat file .htaccess di sub-directory tersebut.
Kegunaan file .htaccess bermacam-macam, untuk membuat seting yang berbeda antara di server induk (php.ini) dan di account hosting, memblokir ip tertentu, redirect web, mengubah tingkatan file index, dan banyak lagi.

BTemplates.com

Categories

Kamera CCTV Palembang

Popular Posts

Blog Archive