Sarung tenun tradisional khas Gresik Jawa Timur di kenal kaya motif dan corak. Dengan mempertahankan proses penenunan yang masih tradisional, sarung tenun tersebut memiliki tempat tersendiri di kalangan masyarakat untuk di gunakan dalam lebaran mendatang.
Seni tenun menenun telah di kenal sejak masa nenek moyang dan hingga kini masih di lestarikan oleh sebagian masyarakat di Indonesia. Salah satunya adalah Ahmad Anton, warga Desa Morowudi Kecamatan Cerme yang telah menggeluti usaha kerajinan sarung tenun scara turun temurun.
Seni kerajinan sarung tenun yang berwarna warni dan kaya akan motif ini, masih di kerjakan secara tradisional di tengah godaan penggunaan mesin modern. Ahmad Anton sengaja mempertahankan proses pengerjaan sarung dengan alat seadanya, demi mempertahankan keaslian ide dan ciri khas motif sarungnya yang hingga kini masih mendapatkan tempat tersendiri di hati pelanggannya.
Motif dan corak khas sarung tenun produksi Ahmad Anton adalah warnanya timbul dengan corak beragam diantaranya corak kembang, garis-garis, gunungan, hingga corak laut biru dengan 3 jenis kain, yakni sutera, fiber dan sisir 70.
Menurut Ahmad Anton, jelang lebaran seperti saat ini, permintaan sarungnya terus meningkat, meski tidak bisa memenuhinya karena alasan kekurangan tenaga kerja yang hingga kini tinggal 30 orang karyawan. Pasalnya, generasi muda saat ini enggan bekerja sebagai penenun di banding bekerja sebaga karyawan di sebuah perusahaan.
“Anak muda sekarang merasa minder jika bekerja sebagai penenun, padahal Rupiah dari hasil memenun lebih banyak di bandingkan dengan bekerja di pabrik”, ujar Anton.
Pembuatan sarung tenun ini tidak mengandalkan keahlian khsusus. Bermula bahan dasar benang yang telah diberi pewarna sesuai dengan mode pasar, proses di lanjutkan dengan pemintalan. Benang yang telah di pintal kemudian di sekir menggunakan mihani, untuk memperoleh benang dengan hasil yang lebih halus. Benang kemudian di tenun menggunakan peralatan tenun tradisional, untuk menentukan model dan corak kain dengan kombinasi warna yang berkualitas.
Pembuatan sarung dengan peralatan tradisional ini menciptakan hasil yang maksimal. Keistimewaan dari sarung tenun ini adalah pada kualitas benang serta nilai seni yang tetap memperlihatkan ciri khas natural berupa motif kembang dan hiasan alam lainnya.
Harga sarung tenun ini bervariasi antara 70 ribu hingga 200 ribu rupiah setiap potongnya tergantung motif dan jenis kainnya, dengan sasaran pasar sejumlah kota besar di pulau Jawa dan sebagian untuk memenuhi permintaan dari Malaysia dan Brunei. (86)