• Rabu, Juni 10, 2009
  • Administrator


Satpol PP Gresik merazia sejumlah tempat yang disinyalir dipergunakan sebagai tempat esek-esek. Dari Razia yang dilaksanakan pada Rabu Siang, (10/6) Pasukan penegak perda tersebut berhasil mengamankan 7 orang yang disinyalir PSK. Dalam operasi penertiban itu, Satpol PP juga mengamankan 2 orang PKL yang menggelar dagangannya ditempat terlarang.

Menurut Kepala satpol PP Gresik, Karno, S.Sos kepada kabag Humas Pemkab Gresik, M. Hari Syawaludin,” operasi ini dilakukan karena adanya laporan keluhan masyarakat terhadap penyakit masyarakat ini. Peringatan sudah sering kami lakukan dengan dengan cara peringatan yang bersifat persuasif. Namun mereka tetap saja beroperasi dan tak kenal waktu”. Ujarnya.

Dari lokasi yang selama ini dikenal sebagai ‘samaleak’ yaitu di desa Banyuurip Kecamatan Kedamean berhasil diamankan sebanyak 5 orang, masing-masing SN(33), NY(28), NA(27), S(39) dan G(41). Sedang di sekitar wilayah Bunder berhasil diamankan 2 orang masing-masing SM(33) dan A(35). Semua yang tertangkap tersebut dikenakan pasal pelanggaran terhadap Perda No 07 tahun 2002 Jo. No. 22 tahun 2004 tentang larangan pelacuran dan perbuatan cabul. Bahkan 7 orang tersebut tidak membawa KTP dan mengaku bukan warga Gresik.

Sedangkan 2 PKL yang diamankan adalah J(52) dan MN(36). Mereka menggelar dagangannya di Bunderan GKB dan telah beberapa kali diberi peringatan. Pasal yang dikenakan yaitu pelanggaran Perda No. 25 tahun 2004 tentang ketentraman dan ketertiban di Kabupaten Gresik. (sdm, Humas _pemkab Gresik)

  • Rabu, Juni 10, 2009
  • Administrator


Penyelamatan Bumi yang sedang sakit bisa dimulai dari hal-hal kecil yang ada di sekitar kita. Seperti pembanguan rumah tinggal yang ramah lingkungan (eco house) dengan sanitasi yang baik. hal itu dikatakan Sri Endah Nurhayati, Ketua LSM Bangun Pertiwi di hadapan sejumlah ibu-ibu PKK Lamongan, Rabu (10/6) di Pendopo Lokatantra setempat.

Dituturkannya, pendidikan lingkungan sehat mandiri adalah jawaban untuk merehabilitasi bumi yang sedang sakit. Sementara konsep eco house seperti disampaikannya, bisa dimulai dengan hal-hal sederhana. Seperti mempertimbangkan penghematan listrik, hemat air, pembuangan limbah rumah tangga menggunakan peresapan sendiri dengan tidak langsung disalurkan ke got serta mendesain sistem sirkulasi udara alami. “Tidak menggunakan barang yang dapat merusak ozon seperti AC, busa dan rokok juga bagian dari konsep eco house ini, “ kata dia.

Terkait barang-barang yang menggunakan bahan kimia CFC yang bisa merusak ozon dan akibatkan pemenasan global tersebut, Endah sampaikan sejak 1996 negara maju sudah sepakat untuk tidak menggunakannya. Namun Indonesia malah menjadi tempat pembuangan pemasaran produk-produk yang tidak ramah lingkungan. “Sebenarnya barang sepele seperti obat nyamuk, minyak wangi, dispenser dan busa menjadi penyebab perubahan iklim di dunia, termasuk Indonesia, “ ungkapnya.

Menurutnya, dengan menanam pohon sebanyak-banyaknya dan dirawat dengan sehat pertumbuhannua juga bisa kembangkan konsep eco house. Demikian pula penggunaan bahan yang bisa digunakan kembali seperti kain lap dari pada tisu juga bagian dari konsep eco house.

Di kegiatan yang dibuka Ketua PKK Lamongan Endang Rijanti Masfuk itu, Endah juga sampaikan cara memanfaatkan sampah sendiri. Hal pertama yang dilakukan adalah dengan pemilahan sampah sesuai jenisnya. “Sediakan dua bak sampah di dapur untuk sampah bkering dan basah. Sampah basah bisa dibuat kompos, sementara sampah kering bisa dijual ke pengepul. Lumayan untuk meningkatkan pendapatan ibu-ibu, “ ujar dia.

“Ibu-ibu sebenarnya bisa mengambil peran penting dalam penyelamatan bumi. Secara ekologis, dengan menggunakan kompos berarti ibu-ibu telah ikut mengembalikan bahan buangan organik menjadi abhan yang berguna. Selain itu proses pengomposan merupakan metode daur ulang alamiah. Karena kebutuhan energi dan bahan makanan yang diambil dari tanah untuk pertumbuhan dikembalikan ke tanah. Jadi tidak berbahaya, “ pungkas dia. (arf, Humas Pemkab Lamongan)

  • Rabu, Juni 10, 2009
  • Administrator


Dari sejumlah 12.591 perkawinan pertama yang terjadi hingga Desember 2008 di Lamongan, 2.452 orang diantaranya lakukan perkawinan saat usianya dibawah 20 tahun. Hal itu disampaikan Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Lamongan R Hari Purwanto saat Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program KB di Ruang Sabha Dyaksa kantor Pemkab setempat, Rabu (10/6).

Dijelaskannya, usia kawin pertama di bawah 20 tahun tersebut mencapai 19,47 persen dari keseluruhan perkawinan pertama selama 2008. Selanjutnya yang terbanyak berada di usia 21 hingga 25 tahun sejumlah 8.167 orang atau mencapai 64,86 persen. Menurut Hari, perkawinan pertama saat usia di bawah 20 tahun paling banyak terjadi di Kecamatan Babat dengan 271 perkawinan. Sedang prosentase terbesar terjadi di Kecamatan Bluluk yang mencapai 49,77 persen dari sejumlah 213 perkawinan yang terjadi.

“Berdasar Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2005-2008 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, rata-rata usia kawin pertama wanita adalah 19,44 tahun. Sementara angka harapan hidup penduduk mencapai 67,88 tahun. Karena itu isu ini menjadi isu strategis di Lamongan. Ada beberapa kondisi saat ini yang masih perlu dilakukan pembenahan melalui sosialisasi. Seperti rendahnya pemahaman tentang hak-hak reproduksi. Juga rendahnya posisi remaja putrid dalam mengambil keputusan terhadap dirinya, “ terang dia.

Ditambahkannya, BPPKB Lamongan pada 2009 menargetkan jumlah keluarga yang ikut kelompok KB aktif diharapkan menjadi 32.050 keluarga. Atau naik 6.110 keluarga (23,55 persen) disbanding peserta 2008 sebesar 25.940 keluarga. Demikian pula jumlah keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I angota Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang memiliki usaha diharapkan naik 100,26 persen. Yakni naik 3.811 keluarga menjadi 7.612 keluarga.

Sementara dalam Rakerda yang dibuka Asisten Tata Praja Agus Sigiarto tersebut, Sekretaris Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur Listyawardhani sampaikan Lamongan cukup berhasil dalam program KB. Disaat daerah lain alami penurunan, Lamongan malah alami peningkatan. Dikataknnya, kalaupun angka laju pertambahan pertumbuha penduduk (LPP) capai 0,46, itu karena migrasi. Bukan karena tingkat kelahiran. “Hal ini dikarenakan pembangunan Lamongan yang tumbuh pesat sehingga menimbulkan migrasi pekerja ke Lamongan, “ ujarnya di kegiatan yang diikuti sekitar 120 orang peserta tersebut.

BTemplates.com

Categories

Kamera CCTV Palembang

Popular Posts

Blog Archive