Bambu, identik dengan pagar anyam atau bangunan rumah rumah di pedesaan. Namun tidak bagi seorang pengrajin di Temanggung, Jawa Tengah. Bambu yang berharga murah disulap menjadi barang seni yang mempunyai nilai lebih dan cocok untuk hiasan rumah. Bahkan kerajinan miniatur bambu ini telah merambah pasar ekspor.
Tidak ada barang yang tidak berguna. Mungkin itulah pepatah yang ada di benak Darmawan, warga Kelurahan Suronatan, Temanggung. Dengan keterampilan yang di milikinya serta peralatan yang sederhana, seperti gergaji, gunting, cutter serta lem kayu, Darmawan merubah sisa potongan bambu menjadi barang hiasan yang mempunyai nilai tinggi.
Berbagai kerajinan dari hasil karyanya diantaranya miniatur kursi, tempat handphone, kapal, rumah adat minang dan berbagai bentuk lainnya. Keuletan dan kesabaran adalah modal penting dalam mengembangkan usahanya tersebut.
Untuk pembuatan kerajinan dari bahan serba bambu tersebut, dalam sehari dirinya dapat membuat sedikitnya 10 buah untuk jenis miniatur kursi handphone dan bedug. Sementara untuk kerajinan seperti miniatur kapal dan rumah gadang, harus membutuhkan waktu paling tidak selama 3 hari.
Harga miniatur bambu ini, dijual dengan harga bervarisasi mulai dari 25 Ribu hingga 250 Ribu Rupiah. Selain menggelar dagangannya di pinggir jalan alun-alun kota Temanggung, pemasaran produk rumahan ini juga merambah ke berbagai kota di Indonesia bahkan ke luar negeri, Prancis, Australia, Jepang dan negara-negara lain. Selain itu juga sering menerima pesanan untuk keperluan resepsi pernikahan berupa souvenir.
Dalam setiap bulannya rata-rata dapat dihasilkan kerajinan sebanyak 100 buah. Namun jika ada pesanan khusus, ia dibantu oleh empat orang tenaga lainnya untuk mengejar target sesuai dengan pemesanan. Namun produksinya akan terhambat jika pada musim hujan, sebab akan terkendala dalam proses pengeringan bahan baku.
GO |