Ribuan pegawai di Pemkab Lamongan pada Jum’at pagi (6/8) memadati Pendopo Lokatantra setempat. Mereka yang berjubel itu bahkan tidak mampu ditampung oleh kapasitas pendopo sehingga banyak yang duduk di bawah terop di halaman pendopo. Pagi itu Masfuk bersama Tsalits Fahami berpamitan pada pegawai Pemkab Lamongan, mulai dari PNS, pegawai kontrak, pejabat hingga yang pegawai biasa.
Sejak pelantikan Bupati dan Wakil Bupati baru Lamongan dipastikan pada 9 agustus mendatang, praktis memang hari kerja bagi Masfuk dan Tsalit Fahami tinggal pada Jum’at pagi tersebut. Acara pagi itu benar-benar dimanfaatkan keduanya untuk berpamitan pada bawahannya. Mereka berdua ditemani isteri masing-masing sebelum memasuki pendopo untuk memulai ceremonial acara, mendahulukan berkeliling di halaman pendopo dan menyalami semua pegawai yang kebanyakan staf tersebut.
Acara pamitan itu dikemas sederhana. Diawali lantunan lagu karya penyanyi lokal yang mengisahkan kiprah Masfuk selama jadi bupati memandu kedatangannya dan Tsalits Fahami memasuki pendopo. Dilanjutkan dengan selingan penayangan video rekam jejak perjalanan 10 tahun Masfuk memimpin Lamongan sejak tahun 2000 lalu. Lima tahun pertama bersama Wabup Soetarto (alm) dan lima tahun selanjutnya bersama Tsalits Fahami.
Plt Sekkab Supardi dalam sambutannya menyebut Bupati Masfuk telah mewariskan kepercayaan diri baik pada pegawai Pemkab maupun masyarakat Lamongan. Kepercayaan diri yang berawal dari etos kewirausahaan Masfuk itulah, ujar Supardi, yang ditularkan sehingga membawa kemajuan Lamongan. Bahkan ketika Lamongan dalam masa-masa sulit saat warganya, Amrozi tersangkut kasus terorisme.
Sedangkan Tsalits mengaku mendapat begitu banyak pengalaman dan pelajaran berharga selama dalam lingkungan birokrasi. Diantaranya kebiasaan pegawai yang sering tepat waktu untuk melaksankan Sholat Dhuhur. “Teladan ini menular pada saya sehingga yang sebelumnya sering telat (sholat) dhuhur dan ashar, jadi lebih tepat waktu saat menjadi Wakil Bupati. Terakhir, saya menyampaikan pamit pada semua pegawai. Jika ada hal baik yang telah dilakukan, itu karena rahmat Allah semata. Sementara jika ada kesalahan itu adalah kebodohan dan kelemahan pribadi saya sebagai manusia, “ urai Tsalits.
Masfuk sendiri menyebut sejumlah keberhasilan dan prestasi yang diraih Lamongan selama ini adalah milik staf dan para pejabat di masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD). “ Saya hanya mengantarkan keberhasilan itu, “ ujar dia. “Selama lima tahun bersama almarhum Pakde Tarto (wabup Soetarto) dan lima tahun selanjutnya bersama Pak Tsalits telah melakukan yang terbaik. Tapi tentu masih ada kekurangan dan kelemahan. Saya berharap Lamonga kedepan akan semakin jaya dan berkembang lagi, “ imbuh sumai Endang Rijanti Masfuk itu.
Dia kemudian menutup pamitannya dengan menyanyikan penggalan syair lagu yang dipopulerkan Rhoma Irama berjudul Menunggu. Lagu ini paling sering dilantunkannya dalam sejumlah kesempatan. Penggalan syair itu adalah “selain dirimu kasih, tiada yang lain lagi”.