• Minggu, Juni 20, 2010
  • Administrator


Menuturkan sejarah tidak harus dipaparkan lewat cerita lisan atau dengan bacaan. Pawai budaya dalam perayaan hari jadi Lamongan ke-441 tahun ini (20/06/2010,) bisa menjadi sebuah sarana menuturkan sejarah perjuangan kebangsaan. Langkah ini merupakan bentuk kreasi seni sekaligus mengisahkan perkembangan kesenian tempoe doeloe.

Sekitar 14 jenis seni dan budaya dari 14 Kabupaten Kota se-Jawa Timur, ditampilkan dalam parade budaya dalam rangka Hari Jadi Kota Lamongan Jawa Timur ke-441.

Dengan start di depan Pendopo Lokakantra Lamongan, parade ini menampilkan sejumlah kesenian mulai dari kesenian pesisir pantai utara Jawa, kebudayaan Islam, cerita kerajaan Majapahit dan Blambangan.


Tak hanya itu, kesenian barongsai dan Tarian Ting Genting asal Kabupaten Probolinggo sebagai simbol perlawanan rakyat petani indonesia pada zaman penjajahan kolonial belanda, sempat menjadi daya tarik tersendiri bagi para penonton karena keunikannya.

Pagelaran pawai budaya yang menampilkan berbagai kesenian yang bersumber dari nilai-nilai budaya lokal ini, begitu berkesan pada masyarakat karena bisa mengetahui sejarah budaya leluhurnya. “Ini untuk mengajarkan kepada warga bahwa kita kaya akan budaya”, ujar Sayuri, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lamongan.

Selain menampilkan kesenian cerita petani, parade budaya ini juga menampilkan tarian seni jaranan yaitu kesenian Jaran Dor, Jaran Kepang dan Jarang Jinggo yang merupakan kesenian asli kabupaten Lamongan.
  • Minggu, Juni 20, 2010
  • Administrator


Bagi anda yang melintas di jalur Pantura Situbondo Jawa Timur. Tak ada salahnya mampir sejenak di Kedai Pangestu, Tepatnya di desa Pasir Putih Kecamatan Bungatan. Selain menyajikan menu belanak bakar saos jahe. Lokasi kedai yang bersebelahan dengan pantai Wisata Pasir Putih tersebut, menambah sejuk suasana saat menyantap menu belanak bakar saos jahe.

Suasana kedai ikan bakar milik Hanifah, selalu di padati pengunjung, terutama pada hari libur. Maklum, kedai ini menyajikan menu ikan belanak yakni jenis ikan karang laut yang bentuknya memanjang agak langsing dan gepeng serta memiliki rasa dan aroma cukup memikat selera. Selain itu. Protein dan kandungan gizinya juga cukup tinggi.

Menurut Hanifah, sajian menu ikan bakar ini lain dari pada ikan bakar pada umumnya. Pasalnya, selain jenis ikan karang belanak, bumbu yang di sajikan adalah saos jahe, dimana kandungannya sangat bermanfaat untuk menambah kebugaran tubuh.

Rasa belanak bakar makin komplit, saat ditambahkan sayuran dan sedikit sambal tomat. Tentu, kandungan vitaminnya semakin lengkap pula.

Menurut para penikmatnya, menu belanak bakar ini sangatlah cocok jika di makan saat badan kecapekan akibat bekerja atau tengah menempuh perjalanan jauh.

Usai menikmati ikan bakar belanak, para pelanggan mengaku merasakn tubuhnya segar kembali. Apalagi rasa saos tomat dan jahe yang lebih dominan, makin menambah nikmat jika disantap dalam kondisi hangat.

Dengan hanya membayar 25 Ribu Rupiah untuk 1 porsi, anda sudah dapat menikmati menu ikan yang dalam bahasa inggrisnya di namakan blue-spot mullet bersama saos jahe berikut es buahnya sebagai minuman segar.

  • Minggu, Juni 20, 2010
  • Administrator


Tempat wisata Kayangan api di Bojonegoro Jawa Timur, memiliki daya tarik tersendiri, karena terdapat sebuah sumber api alam. Konon, api alam ini, merupakan sumber api terbesar di Asia Tenggara.

Menuju lokasi wisata api kahyangan yang berada di Desa Sendang Harjo Kecamatan Ngasem, Anda akan menikmati pula hutan jati yang tampak menghiasi perjalanan menuju lokasi.

Begitu memasuki gapura, tampak berdiri jajaran tiang. Di tengah tiang ini terdapat sebuah lingkaran batu yang mengeluarkan gelombang panas. Inilah Kayangan api yang terkenal itu. Konon, nyala api ini digunakan oleh Empu Kriya Kusuma atau Empu Supagati, dalam pembuatan keris pusaka guna mengembalikan Majapahit dari tangan pemberontak. Sayangnya, cahaya api ini tidak terlalu terlihat di siang hari.

Sebenarnya begitu banyak cerita menarik dari obyek yang satu ini. Tim geologi dari Inggris misalnya, menyebutkan, Kayangan api ini merupakan sumber api yang terbesar di asia tenggara. Selain itu, Kayangan api juga dipercaya masyarakat sekitar mempunyai nilai magis.

Sekitar 80 meter dari Kayangan api, terdapat sebuah kolam dengan air keruh menggelegak menyerupai air mendidih. Aroma belerang, tersebar begitu mendekat ke sumber air hangat ini. Masyarakat sekitar menamainya, sumber air blekuthuk. Uniknya, air ini tak akan terasa panas jika disentuh.

Menurut juru kunci Kayangan api, dulunya tempat ini merupakan tempat Empu Kriya Kusuma mencelupkan kerisnya yang telah selesai dipanaskan. Di samping itu, ada yang percaya bahwa air blekuthuk ini mempunyai khasiat menyembuhkan berbagai penyakit.

Empu Kriya Kusuma memang mempunyai keterkaitan yang erat dengan kawasan ini. Tak jauh dari Kayangan api, misalnya. Terdapat sebuah pohon Beringin besar yang dipagari kayu.

Tepat di bawahnya tersusun gundukan batu bata berukuran 20 kali 30 centimeter. Ada yang mempercayai, di bawah pohon itulah tempat tirakat (meditasi) Empu Kriya Kusuma sambil membuat kerisnya. Salah satu kerisnya yang terkenal adalah Dapur Jangkung Luk Telu Blong Pok Gonjo yang kini menjadi pusaka kabupaten Bojonegoro.

Batu bata ini, ada kemiripan dengan batu sejenis peninggalan Kerajaan Majapahit yang banyak tersebar di situs trowulan mojokerto.

Dari sisi ini, Kayangan api sangat potensial di kembangkan sebagai tempat wisata unggulan. Apalagi, sebagian masyarakat sekitar, ada yang menggantungkan hidupnya dengan berjualan di lokasi wisata.

Di samping itu, tak jauh dari lokasi, terdapat sumber mata air ngunut, yang airnya tampak jernih. Masyarakat sekitar, ada juga yang menggantungkan hidupnya dengan mencari ikan di sumber mata air ini.

BTemplates.com

Categories

Kamera CCTV Palembang

Popular Posts

Blog Archive