Pepi Fernando. Sosok Pepi Fernando kini jadi berita utama karena di duga sebagai otak bom buku dan bom Gereja Christ Cathedral di Serpong. Belum banyak informasi mengenai Pepi Fernando, baik Foto Pepi Fernando terkini ataupun profil Pepi Fernando secara lengkap. Walaupun demikian goceng blog mencoba untuk berbagi informasi seputar Pepi Fernando, otak perencanaan aksi teror bom buku dan bom Serpong.
[Baca dan lihat juga: Keajaiban Angka di Tahun 2011, Ramalan Jodoh dan Video Jabal Magnet Banyumas]
Informasi yang berhasil goceng blog himpun dari berbagai Media, bahwa Pepi Fernando merupakan suami dari Deni Karmelita alias Ita, seorang pegawai negeri sipil di Badan Narkotika Nasional (BNN) pimpinan Komjen Pol Gories Mere, satu dari empat tokoh yang dikirimi paket bom buku. Terakhir sang istri bertugas di bagian Public Relation BNN. Lebih lanjut menurut Kabag Penum Humas Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar, Pepi Fernando merupakan sarjana lulusan Fakultas Tarbiah Institut Agama Islam Negeri (IAIN), sekarang Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, tahun 2001.
Pepi Fernando sendiri berasal dari Sukabumi, Jawa Barat dan berdomisili di Jalan Seruni 2, Blok C-E nomor 14, Perumahan Harapan Indah, Bekasi. Dan Pepi ditangkap polisi pada Kamis (21/4/2011) pagi, di Merduati, Banda Aceh, bersama dua tersangka teroris lainnya Joko dan F.
Ayah tiga anak ini dikenal memiliki pergaulan luas dengan kalangan pekerja media. Selain itu juga seorang sutradara film. Satu-satunya film yang pernah disutradarainya adalah film dokumenter tentang tsunami Aceh berjudul "Dalam Dekapanku". Sumber lain juga mengatakan, Pepi pernah bekerja sebagai wartawan infotaiment di sebuah media. Dia juga pernah bekerja di tiga rumah produksi (production house) yaitu PT ANZ, Avicom, dan CR. Pepi juga disebut-sebut pernah menjadi reporter di tayangan infotaiment "Otista" yang ditayangkan di SCTV. Seakan berjodoh, istrinya juga pernah menjadi wartawan tabloid infotaiment Cek n Ricek dalam kurun waktu 2003-2006.
Pepi juga sering bepergian ke Aceh. Namun dia enggan mengungkap detail pasti tujuannya ke tanah Rencong itu. Pepi hanya menyebut kepergiannya ke Aceh untuk keperluan berladang.
Dalam agama, Pepi dikenal sebgai penganut Islam fanatik. Dirinya tak segan-segan menolak bersentuhan tangan dengan perempuan yang bukan muhrimnya. Dia juga jarang memandang mata lawan bicaranya.
Belajar Rakit Bom dari Google
Menurut Polri, kemampuan merakit sendiri bom buku dan bom yang ditanamnya di pipa Perusahaan Gas Negara (PGN) di Serpong, dekat Gereja Christ Cathedral didapat Pepi dari buku dan internet.
Namun ternyata, Pepi sendiri tak menyangka bom yang dirakitnya secara otodidak itu berfungsi. Dia kaget kala salah satu bom yang dirakitnya sendiri, yaitu bom yang dialamatkan untuk Ulil Abshar Abdalla di kantor berita KBR68H, meledak. (lihat : Video Ledakan Bom di Utan Kayu)
Masih menurut Boy Rafli Amar, Pepi Fernando termasuk dalam kategori untuk merancang kemudian mempersiapkan. Dia belajar sendiri cara rakit bom buku untuk yang di KBR68H. Dia juga tidak menyangka akan meledak...
[Baca dan lihat juga: Keajaiban Angka di Tahun 2011, Ramalan Jodoh dan Video Jabal Magnet Banyumas]
Informasi yang berhasil goceng blog himpun dari berbagai Media, bahwa Pepi Fernando merupakan suami dari Deni Karmelita alias Ita, seorang pegawai negeri sipil di Badan Narkotika Nasional (BNN) pimpinan Komjen Pol Gories Mere, satu dari empat tokoh yang dikirimi paket bom buku. Terakhir sang istri bertugas di bagian Public Relation BNN. Lebih lanjut menurut Kabag Penum Humas Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar, Pepi Fernando merupakan sarjana lulusan Fakultas Tarbiah Institut Agama Islam Negeri (IAIN), sekarang Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, tahun 2001.
Pepi Fernando sendiri berasal dari Sukabumi, Jawa Barat dan berdomisili di Jalan Seruni 2, Blok C-E nomor 14, Perumahan Harapan Indah, Bekasi. Dan Pepi ditangkap polisi pada Kamis (21/4/2011) pagi, di Merduati, Banda Aceh, bersama dua tersangka teroris lainnya Joko dan F.
Ayah tiga anak ini dikenal memiliki pergaulan luas dengan kalangan pekerja media. Selain itu juga seorang sutradara film. Satu-satunya film yang pernah disutradarainya adalah film dokumenter tentang tsunami Aceh berjudul "Dalam Dekapanku". Sumber lain juga mengatakan, Pepi pernah bekerja sebagai wartawan infotaiment di sebuah media. Dia juga pernah bekerja di tiga rumah produksi (production house) yaitu PT ANZ, Avicom, dan CR. Pepi juga disebut-sebut pernah menjadi reporter di tayangan infotaiment "Otista" yang ditayangkan di SCTV. Seakan berjodoh, istrinya juga pernah menjadi wartawan tabloid infotaiment Cek n Ricek dalam kurun waktu 2003-2006.
Pepi juga sering bepergian ke Aceh. Namun dia enggan mengungkap detail pasti tujuannya ke tanah Rencong itu. Pepi hanya menyebut kepergiannya ke Aceh untuk keperluan berladang.
Dalam agama, Pepi dikenal sebgai penganut Islam fanatik. Dirinya tak segan-segan menolak bersentuhan tangan dengan perempuan yang bukan muhrimnya. Dia juga jarang memandang mata lawan bicaranya.
Belajar Rakit Bom dari Google
Menurut Polri, kemampuan merakit sendiri bom buku dan bom yang ditanamnya di pipa Perusahaan Gas Negara (PGN) di Serpong, dekat Gereja Christ Cathedral didapat Pepi dari buku dan internet.
Namun ternyata, Pepi sendiri tak menyangka bom yang dirakitnya secara otodidak itu berfungsi. Dia kaget kala salah satu bom yang dirakitnya sendiri, yaitu bom yang dialamatkan untuk Ulil Abshar Abdalla di kantor berita KBR68H, meledak. (lihat : Video Ledakan Bom di Utan Kayu)
Masih menurut Boy Rafli Amar, Pepi Fernando termasuk dalam kategori untuk merancang kemudian mempersiapkan. Dia belajar sendiri cara rakit bom buku untuk yang di KBR68H. Dia juga tidak menyangka akan meledak...