Pencak macan, merupakan salah satu seni warisan leluhur, yang nyaris punah, akibat tergilas roda zaman. Demi menjaga kelestariannya, sejumlah sekolah di Gresik Jawa Timur, mengemasnya menjadi sebuah seni pertunjukkan, agar lebih di kenal masyarakat khususnya generasi muda (25/09/2011.)
Setelah sekian lama terpinggirkan, seni pencak macan, kini mulai dipentaskan dan dimainkan di sejumlah sekolah di gresik, jawa timur. Bahkan, seni warisan leluhur ini, digunakan sebagai seni unggulan, untuk menjamu tamu yang berkunjung ke kota santri, gresik.
SMA Satu Muhammadiyah Gresik misalnya, adalah satu diantara sejumlah sekolah di gresik yang berusaha menjaga kelestarian seni khas warga pesisir utara pulau jawa ini. Bahkan, di sekolah ini, seni pencak macan, menjadi kegiatan ekstakuler, untuk menambah keterampilan seni para siswa.
Agar disukai remaja, siswa-siswi di sekolah ini, mengemas seni pencak macan, menjadi seni pertunjukkan yang atraktif. Perpaduan antara pencak silat, dengan iringan gamelan jawa, membuat seni tradisi ini, mulai disukai kalangan remaja.
Seni pencak macan, merupakan seni khas warga pesisir utara pulau jawa, dengan segala filosofisnya, yang melambangkan perjalanan manusia dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
Seni pencak macan diperankan tiga sosok, dengan tiga karakter yang berbeda, diantaranya macan, melambangkan seorang suami dengan semangat pantang menyerah. Monyet, melambangkan, seorang isteri, dengan cita-cita yang luhur, untuk mewujudkan keluarga yang sakinah. Dan sosok gondoruwo atau hantu, melambangkan antara murka yang akan menggoda perjalanan anak manusia dalam mengarungi bahtera rumah tangganya.
“Seni pencak macan di ambil dari tradisi asli masyarakat Gresik yang menjunjung tinggi adapt Jawa dan Islam sekaligus”, ujar Mardiluhung, seniman asal kota Gresik.
Konon, pencak macan selalu menjadi bagian dari prosesi pernikahan pasangan mudi-mudi yang naik ke pelaminan. Namun, seiring perkembangan zaman, kesenian ini hampir di lupakan orang.
Pihak sekolah berharap, pemerintah ikut membantu melestarikan seni ini, terutama dengan mengadakan lomba atau festival, agar upaya pelestariannya menjadi lebih bergairah.