
Sajian berbagai jenis masakan berbahan utama ikan bandeng, bisa di temukan di berbagai kawasan di Gresik Jawa Timur, yang selama ini di kenal sebagai salah satu penghasil ikan bandeng terbesar di Jawa Timur. Di samping karena ikan bandeng mudah di dapat, rasa dagingnya pun sulit di lupakan bagi orang pernah merasakannya.
Untuk itu, berbagai jenis masakan berbahan ikan bandeng banyak di temukan, mulai otak-otak bandeng, bandeng presto, bandeng asap hingga bandeng tanpa duri.
Di desa Leran Kecamatan Manyar misalnya, terdapat hasil kreatifitas warga setempat, bernama bandeng Tandu. Tandu adalah singkatan dari tanpa duri. Jadi, bandeng Tandu adalah ikan bandeng yang telah di buang durinya dan bisa langsung di makan tanpa khawatir terganggu oleh duri-durinya.
Cara membuat sajian unik ini sangatlah mudah. Mula-mula, ikan bandeng di belah hingga memudahkan dalam membuang tulang-tulangnya. Proses pembuangan duri ini memakan waktu ekitar 15 menit untuk masing-masing ikan. Dan yang lebih penting lagi, proses pembuangan duri membutuhkan kesabaran dan ketelitian agar bandeng benar-benar bersih dari duri.

Sedangkan, proses pembuatan sambal siwalan, juga tidak terlalu sulit, karena sama persis dengan sambal pada umumnya yakni terasi, cabe, bawang merah, bawang putih dan tomat. Hanya saja, sebelum sambal dihidangkan, terlebih dahulu ditambahkan irisan buah siwalan.
Menu yang satu ini merupakan warisan leluhur dan hingga sekarang tetap menjadi makanan kesukaan warga setempat. Menurut para penikmatnya, perpaduan rasa manis, pedas, segar, ditambah sensasi rasa kenyal buah siwalan, mampu menghadirkan kenikmatan yang luar biasa. “Sensasi kelezatannya sangat terasa di banding jenis masakan banding lainnya”, ujar Abdul Aziz, salah seorang penikmatnya.
Bagi warga, menikmati ikan bandeng tanpa duri dengan sambal siwalan ini bukan hanya sekedar menikamati sensasi kelezatannya saja, melainkan demi menjaga kelestarian menu dari para leluhur yang sebenarnya jauh lebih sehat di banding makanan modern. (86)