Seringnya razia yang dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) terhadap pekerja seks komersial (PSK) maupun pria hidung belang tak membuat para pelaku jera.
Seperti yang terjadi di kawasan rel kereta api Mangunharjo, Mayangan, Kota Probolinggo. Mereka tak sekadar nongkrong minum kopi dan mengisap rokok, tetapi juga menyalurkan hasrat seksualnya di pinggiran rel yang gelap.
Dalam operasi razia penyakit masyarakat oleh petugas Satpol PP Kota Probolinggo, Kamis (19/5/2011) dini hari, petugas memergoki seorang kakek tengah bermesraan bersama seorang PSK paruh baya.
Dalam suasana gelap itu, si kakek tak menyadari ada petugas yang mendekatinya. Sekitar 20 meter dari tempat mereka bermesraan, petugas menyorotinya dengan lampu senter besar yang cahayanya amat terang.
Si kakek pun terkaget. Tanpa berpikir panjang, dia langsung melarikan diri telanjang bulat sekencang-kencangnya ke areal persawahan jagung. Dia pun tak memedulikan si wanita yang menjadi teman kencannya. Si wanita juga tak kalah sigap. Usai ditinggal si kakek, ia lari dengan telanjang bulat pula. Keduanya lolos dari tangkapan petugas yang bermaksud membawa mereka untuk diberi pembinaan.
Dari operasi di lokalisasi rel KA tersebut, petugas menjaring empat wanita, dua di antaranya diketahui sebagai PSK yang menjadi langganan razia. Sisanya mengaku bukan PSK dan hanya kebetulan beristirahat di tempat itu seusai pulang kerja.
"Saya cuma apes, kebetulan lewat, tapi dikira PSK," ujar seorang wanita berusia 50 tahun asal Banyuanya, Kabupaten Probolinggo.
Selanjutnya, perburuan PSK dilanjutkan ke kawasan kamar kos di Jalan Cempaka dan Jalan Flamboyan, Kelurahan Pilang. Di Jalan Flamboyan, petugas membawa dua wanita. Seorang pria sempat merayu petugas agar keduanya tak diangkut ke kantor dan sebagai gantinya dia siap dibawa ke kantor. Namun, permintaan itu tak digubris. Kedua wanita dan si pria itu juga diangkut ke dalam truk.
Selain itu, di kawasan kamar kos yang terletak di belakang pabrik tekstil Eratex, petugas menjaring sepasang muda-mudi yang kebetulan tidur satu kamar. Mereka tetap diangkut meski beralasan sudah nikah siri.
Warga yang keluar rumah menyaksikan razia itu merasa lega setelah petugas melakukan razia. Pasalnya, warga setempat sering memergoki penghuni kos wanita dengan pakaian minim dan seronok di sana. "Tanpa malu mereka bermesraan di depan warga. Biasanya mereka datang dengan pasangannya rame-rame. Kami minta kos-kosan itu ditutup saja," kata Hamdi, warga setempat.
Sejumlah orang di tempat itu meminta Satpol PP tidak melakukan diskriminasi dengan hanya merazia sebagian kamar kos. "Jangan di sini saja. Kalau perlu, kos-kosan milik polisi di Triwung itu juga didatangi," ujar seorang warga.