 DIKUTIP.COM -
DIKUTIP.COM - Di belantara situs-situs popular di Tanah Air, hiduplah  Kaskus-bersama hampir tiga juta pengikut. Hampir semua pengguna internet  Indonesia, terutama pria, rutin mampir ke situs ini. Mereka bertemu,  berteman, berdebat, berhantam, berbaikan, dan berjual-beli dengan giat  di halaman-halaman Kaskus. Dengan bangga-sebagian bahkan nyaris  militant-mereka menyebut diri Kaskuser. Jumlah “suara” mereka bisa  mengantar sedikitnya 30 orang menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat. 
Berikut kutipan wawancara bersama Andrew Darwis dengan dikutip.com
Dikutip : Pernah membayangkan Kaskus jadi sebesar ini ?
Mimin : Enggak juga. Awalnya kita bikin untuk seru-seruan, sharing info  tentang Indonesia. Pada tahun 1998, sarana untuk mahasiswa Indonesia di  luar negeri buat ngobrol dan meng-update berita dari Tanah Air masih terbatas.
Dikutip  : Berapa ongkos awalnya ?
Mimin : Cuma tujuh dolar, untuk hosting saja. Waktu itu saya sudah  bekerja di lyrics.com dan Kaskus hanya sambilan. Dan Kaskus juga sudah  jalan sendiri dengan iklan dari Google Adsense. Kita engga ngapa-ngapain  saja setiap bulan dapat duit sekitar US$ 1500 (sekitar Rp. 14 juta pada  nilai tukar sekarang-Red). Untuk operasional hanya butuh US$400.
Dikutip  : Apa rencana awal anda ketika membuat Kaskus ?
Mimin : Dari awal membuat Kaskus, tujuan kami bertiga (Andrew, Ronald,  Budi, pendiri Kaskus-Red.) bukan profit. Kaskus for free dan semua boleh  pakai. Semua forum kita buka dan bebas. Makanya banyak orang yang masuk  ke Kaskus tidak saling kenal sebelumnya, tapi menjadi teman karena  kesamaan interest.
Dikutip  : Oh ya, Kaskus pernah memasang iklan judi, kan ?
Mimin : Iya, waktu saya masih di Amerika. Soalnya iklan judi paling enak  dibandingkan iklan lain. Kalau iklan biasa, sekarang pasang di website,  paling cepat tiga bulan kemudian baru dibayar. Kalau iklan judi, bayar  di muka, baru iklan dipasang. Cocok banget dengan kami yang lagi butuh  modal, ha-ha-ha…..
Dikutip  : Kenapa memindahkan server Kaskus ke Indonesia pada 2008 ?
Mimin : Kami mau menata kembali Kaskus. Istilahnya Kaskus reverse. Kami  punya traffic tinggi, tapi tidak punya duit. Waktu itu saya tinggal  sendiri. Ronald dan Budi sudah pergi.
Dikutip  : Kok pergi ?
Mimin : Selama enam tahun Kaskus tidak ada profit, siapa yang tahan ?
Dikutip  : Kenapa anda bertahan ?
Mimin : Gue kan geek. Iya. Gue demen lihat di server ada 30 orang online  bersama. Sekarang gue seneng melihat 27 ribu orang online bareng. Jadi  apa yang gue bikin ternyata bisa sebesar ini.
Dikutip  : Anda suka disebut sebagai apa ?
Mimin : Internet freak.
Dikutip  : Bagaimana kalau pengusaha ? Kan, Anda baru meraih “The Best Entrepreneur of the Year 2010” ?
Mimin : Kalo jago bisnis, ya enggak. Yang jago itu si Ken (Ken dean  Lawadinata, CEO Kaskus-Red.), saudara sepupu saya. Lalu ada Danny  Wirianto
Dikutip  : Bagaimana kalian bertiga bergabung ?
Mimin : Pada 2006, Ken ke Seattle untuk sekolah. Dia bilang “Andrew  kalau mau lihat foto cewek-cewek cantik, masuk deh ke Kaskus, lagi rame  banget di Indonesia.” Karena sudah di Amerika, gue enggak tahu bahwa  Kaskus sudah sebesar itu. Ken kaget begitu gue bilang gue yang bikin  Kaskus. Dia usul agar kami merapijab Kaskus. Pada 2008, kami balik ke  Indonesia dan mulai bekerja. Dia mengurusi bisnis bersama Danny  Wirianto, gue teknisnya.
Dikutip  : Apa saja pembaruan Kaskus pasca-2008 ?
Mimin : Kaskus ini gede, tapi citranya jelek karena sempat ada  pornografi dan iklan judi. Sebenernya, dulu itu pun hanya 15-20 persen  yang porno dan SARA. Tapi, seperti biasa, yang negative-negatif justru  mendapat reaksi lebih besar. Jadi kami mulai dari nol lagi, dan bertekad  mengubah image. Waktu baru bergabung, Danny Tanya, “Berapa budget  reposisi Kaskus ?” Kami bilang enggak ada dana, padahal maunya banyak,  ha-ha-ha…..
Dikutip  : Berhasilkah reposisi Kaskus ini ?
Mimin : Kami sukses rebranding ke user, tapi belum bisa rebranding ke  klien. Kami pasang iklan besar dan mengundang semua brand agency dalam  satu acara di Hotel Kampinski Jakarta.
Dikutip  : Sukseskah ?
Mimin : Enggak, ha-ha-ha….Tiga bulan sesudah event, Kaskus tetap enggak dapat iklan.
Dikutip  : Bagaimana kalian bertahan ?
Mimin : Suatu hari, Danny lihat ada gathering agen-agen iklan di  Singapura. Kami berpikir, meskipun enggak dapat iklan, paling enggak  bisa kenal para publisher. Jadilah kami ke Singapura. Supaya irit, kami  cari hotel murah dan seluruh jadwal kami padatkan satu hari. Jadi,  sambil seret-seret koper, kami bertiga jalan kaki mendatangi publisher  satu per satu
Dikutip  : Jalan kaki ?
Mimin : Ha-ha-ha…..Kami keringatan dan panas. Dan setiap masuk ke  agency, kami langsung disembur AC kencang. Jadi, pas balik ke Indonesia,  kami sakit semua. Sudah susah-susah begitu, sampai dua bulan  sesudahnya, kami enggak juga dapat iklan. Baru akhirnya masuk Air Asia  pada 2009.
Dikutip  : Wah, sekarang iklan yang antre masuk Kaskus. Adakah iklan yang ditolak ?
Mimin : Ya, iklan partai. Ada partai yang mau pasang iklan, tapi kami  tolak. Takutnya kami malah akan membunuh Kaskus kalau mulai masuk ke  wilayah politik, biarpun cuma iklan.
U Magazine : Pernah bikin kumpul-kumpul akbar ?
Mimin : Pengen banget. Mungkin di Gelora Bung Karno, Senayan, pas ulang  tahun Kaskus, 6 November. Massa Kaskus banyak (anggotanya lebih dari 2,7  juta orang-Red.). Ada yang bilang kami bisa bikin partai. Tapi partai Kaskus Indonesia, kalau disingkat, jadi PKI dong, ha-ha-ha…..
Dikutip  : Soal lain, nih. Gimana soal teman hidup ?
Mimin : Wah, masih belum ada. Kalau gue dating ke Kampus-kampus, ada  yang tahu Andrew Kaskus kebanyakan cowok. Kata Ken dan Danny, target  kita sekrang adalah perbesar forum-forum untuk wanita supaya gue dapat  pasangan. Selama ini gue pacaran sama server melulu.
Dikutip  : Seperti apa perempuan yang Anda cari ?
Mimin : Harus Kaskuser. Kalau enggak, dia enggak ngerti dunia gue.  Pacaran sebentar pasti dia marah-marah karena gue di depan komputer  terus.
Dikutip  : Secara fisik ?
Mimin : Memory harus banyak, hard disk mesti besar, seperti serverlah. Ha-ha-ha…..
Dikutip  : Ayo dong, seriusnya gimana ?
Mimin : Seriusnya, gue suka cewek yang tinggi. Tapi yang nyamperin gue  kok cowok semua, ya, ha-ha-ha…Ken, sepupu gue itu, beberapa kali  berusaha menjodohkan gue ke temen-temennya, tapi enggak ada yang  nyantol. Sampai dia menyerah. Pernah gue dikontak Fremantle Media,  diajak ikut acara Take Me Out. Gue enggak mau kesannya gue jual murah  banget.
Dikutip  : Tidak pernah liburan ke luar kota ?
Mimin : Tidak bisa. Gue enggak mungkin hidup tanpa internet. Setiap mau  jalan jauh, gue harus mikir ada internetnya atau enggak. Kalau pilih  hotel, pertimbangan utamanya internet. Gue enggak bisa apa-apa tanpa  internet. Jadi, Kaskus ini kayak kutukan buat gue, tapi kutukan yang  bagus, sih.
Dikutip  : Hal apa yang paling membuat anda sedih ?
Mimin : Kalau server down. Banyak yang kirim e-mail dan teriak di  Twitter. Mereka teriak : “Tolong, min (Admin-Red.), cepetan naikin  servernya gue enggak dapet duit hari ini.”