Dengan early detection atau pendeteksian secara dini, kanker bisa disembuhkan secara total. Ketika kanker mampu dideteksi saat belum mencapai ukuran 10 milimeter, terapi yang diperlukan hanyalah operasi. Namun jika kanker ditemukan sudah membesar apalagi sampai pecah maka harus dilakukan terapi sistemik seperti kemoterapi dan pengangkatan payudara.
Pernyataan itu disampaikan dr Ario Djatmiko FICs, ahli bedah onkologi (kanker) dalam Seminar Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara memperingati Hari Ibu ke-81 di Pendopo Lokatantra Lamongan, Selasa (22/12). Dikatakan olehnya, penderita kanker payudara tidak harus selalu kehilangan payudaranya. “Dengan melakukan deteksi dini, resiko kehilangan payudara bagi penderitanya tidak perlu terjadi, “ ucapnya dalam kegiatan yang dibuka Bupati Masfuk tersebut.
“Seperti halnya yang dinyatkan Hillary Clinton saat dia masih menjabat Ibu Negara Amerika, di hari ibu ini saya juga mohon pada ibu-ibu untuk rutin lakukan pemeriksaan. Setidaknya dilakukan dengan metode Sarari atau pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan, “ kata dia dalam seminar yang dihadiri ibu-ibu PKK, Dharma Wanita dan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Lamongan itu.
Sedangkan dengan metode mamografi di klinik onkologi mampu mendeteksi kanker 2 tahun lebih cepat sebelum kanker itu teraba. Di Lamongan sendiri RSD dr Soegiri sudah memiliki klinik onkologi. Ario Djatmiko di kesempatan itu juga berharap pemeriksaan dini juga dilakukan oleh anak usia muda. Karena di Indonesia kasus termuda kanker payudara adalah di usia 19 tahun. Seminar itu juga menghadirkan ahli kanker lainnya dr Brahmana S.Pog dan domoderatori oleh dr Hartono
Himbauan pencegahan dini penyakit kanker baik kanker payudara maupun kanker leher rahim juga disampaikan sebelumya oleh Masfuk dalam sambutannya. Dikatakannya untuk pendeteksian dini kanker payudara bisa dilakukan dengan metode Sarari. Sementara untuk kanker leher rahim bisa dilakukan dengan metode pap smear.
“Di Hari Ibu ini saya sampaikan rasa hormat kepada kaum ibu. Karena ibu inilah yang memiliki peran sangat luar biasa untuk keluarganya. Mulai dari suamio hingga ank-anaknya. Bahkan ikatan ibu kepada anaknya tidak pernah lepas meski anak telah dewasa dan berumahtangga sendiri. Perhatian ibu kepada anaknya ini tidak berhenti ketika anak sudah dilahirkan, “ tuturnya.
Selain Klinik Onkolodi di RSD dr Soegiri, di Lamongan juga sudah ada Yayasan Kanker Indonesia (YKI) sejak 7 Desember 2001 lalu. YKI Lamongan ini secara giat sudah sosialisasikan deteksi dini kanker lewat berbagai media. Selain itu, di tahun ini saja sudah melakukan sejumlah 1043 pap smear. Meski jumlah pap smear itu seperti disampaikan Ketua YKI Lamongan Endang Rijanti Masfuk masih perlu inovasi lebih agar bisa mengimbangi jumlah pasangan usia subur yang ada. (arf, Humas Pemkab Lamongan)