Tutur Tinular merupakan sebuah cerita sekaligus judul sebuah sandiwara Radio Karya besar S. Tijab yang sangat terkenal dan memiliki banyak pengemar diseluruh Indonesia. Sandiwara itu pertama kali disiarkan pada 1 januari 1989 dipancar luaskan lebih dari 512 stasiun radio di seluruh Indonesia. Kesuksesan Sandiwara ini kemudian dikembangkan dalam cerita film kolosal serupa dengan cerita yang ada dalam sandiwara dan mendapat perhatian besar dari masyarakat karena dikemas sesuai dengan kondisi cerita yang berlatar belakang sejarah, konsep maupun penampilannya sesuai dengan kondisi jaman dulu.
Tahun 2011 lalu Indosiar kembali mengangkat cerita tersebut dengan versi terbaru dengan judul sama yaitu 'Tutur Tinular' hanya saja ada embel-embel versi 2011, dan masyarakat khususnya pencinta Tutur Tinular tentu sangat berharap ceritanya akan sama dengan yang sudah ada selama ini, kalaupun pada versi terbaru ini ada perubahan pemain setidaknya format dan jalan ceritanya tetap sama, tapi sayang ternyata tidak sesuai harapan.
Hal ini dibuktikan banyaknya keluhan yang disampaikan para pencinta Tutur Tinular kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) terkait pelencengan cerita yang terdapat pada ‘Tutur Tinular versi 2011′ itu. Berbekal pengaduan tersebut kemudian KPI memanggil Indosiar atas pelencengan cerita tersebut dari versi aslinya (sandiwara Radio).
Tahun 2011 lalu Indosiar kembali mengangkat cerita tersebut dengan versi terbaru dengan judul sama yaitu 'Tutur Tinular' hanya saja ada embel-embel versi 2011, dan masyarakat khususnya pencinta Tutur Tinular tentu sangat berharap ceritanya akan sama dengan yang sudah ada selama ini, kalaupun pada versi terbaru ini ada perubahan pemain setidaknya format dan jalan ceritanya tetap sama, tapi sayang ternyata tidak sesuai harapan.
Hal ini dibuktikan banyaknya keluhan yang disampaikan para pencinta Tutur Tinular kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) terkait pelencengan cerita yang terdapat pada ‘Tutur Tinular versi 2011′ itu. Berbekal pengaduan tersebut kemudian KPI memanggil Indosiar atas pelencengan cerita tersebut dari versi aslinya (sandiwara Radio).
“Soal melenceng itu memang tafsiran, tetapi tolong aduan ini diperhatikan, mungkin aduan ini juga berasal dari para pecinta Tutur Tinular,” ungkap Nina, salah seorang anggota KPI pusat seperti dilansir Tabloid Bintang.Pihak Indosiar yang mendapat panggilan KPI berdalih bahwa cerita Tutur Tinular hanya sebuah cerita fiktif belaka, tidak ada unsur sejarah, karena itulah menurut indosiar, jika cerita yang disuguhkan dalam Tutur Tinular 2011 berbeda dengan versi aslinya sah-sah saja.
“Walaupun fiksi tetap didalamnya ada settingan sejarah, harus diperhatikan karena agak sensitif,” bantah Ezki Suyanto, Wakil Ketua KPI Pusat yang turut hadir.Jika anda menyukai cerita 'Tutur Tinular' dan mendapatkan cerita berbeda dengan yang selama ini kita dengar di sandiwara radio dan di film yang pernah beredar sebelumnya tentu anda merasa agak keki juga saat nonton serius di depan tv, eh... ceritanya aneh, tapi berkat pengaduan dan panggilan dari KPI, indosiar berjanji akan meninjau ulang dan membicarakannya dengan pihak PH, terkait sinetron Tutur Tinular versi 2011 yang melenceng termasuk pakaian yang dikenakan pemainnya.