Pisang goreng, biasanya disajikan sebagai makanan penutup, usai makan. Namun, di sebuah warung sate di kawasan Cihampelas, Bandung Jawa Barat, pisang goreng justru disajikan sebagai bahan pengganti nasi, saat menyantap sate.
Sate domba Afrika, menu makanan yang satu ini, mungkin tak lagi asing, ditelinga kita, karena banyak dijumpai di sejumlah restoran di tanah air. Bedanya, di kawasan Cihampelas, Bandung, tidaklah demikian. Di tempat ini, sate domba justru disajikan tidak dengan nasi, melainkan dengan pisang goreng, sebagai makanan pengganti nasi. Meski namanya sate domba Afrika, namun pasokan hewannya tetap asli dari peternak lokal Indonesia
Cara menyantapnya, dapat dilakukan secara bersamaan antara pisang goreng dengan daging sate, atau pun di sela–selanya. Tergantung selera.
Ibarat daging ayam yang disajikan dengan kentang goreng. Meski disantap bersamaan, rasanya pun dapat diterima di lidah.
Selain cara menyajian yang berbeda, sambal yang ditawarkan pun berbeda. Sambalnya, adalah perpaduan antara mayones dan sambal cabe rawit merah.
Hmmm…! meski terhitung asing, namun perpaduan rasa daging domba, pisang dan sambal, tidak menghasilkan rasa aneh. Bahkan, memberikan sensasi rasa baru, di lidah.
Menurut para penikmatnya, sensasi rasa dari paduan makanan yang kontras ini sulit di lukiskan dengan kata-kata. Bahkan, kenikmatan menyantap menu yang satu ini menjamin rasa puas hingga membuat ketagihan para penikmatnya. Manisnya pisang goring, polos tanpa tepung dengan gurihnya daging domba merupakan campuran yang bikin lidah menari-nari.
Proses pembuatan sate domba Afrika, tak jauh berbeda dengan pembuatan sate pada umumnya. Daging sate yang telah matang di panggang tanpa tusuk, kemudian diberi bumbu dengan ditambah bawang bombay. Setelah bumbunya menyerap, potongan daging domba tersebut, dihidangkan dalam sebuah piring.
Sementara, untuk pisang gorengnya, menggunakan pisang goreng tanduk, yang digoreng tanpa menggunakan bahan apa pun alias dalam kondisi aslinya. Sebelum dihidangkan, pisang goreng tersebut, diberi hiasan mayones diatasnya, agar menimbulkan rasa yang berbeda.
Menurut pengelolanya, penyajian sate dengan pisang goreng, merupakan cara lain dalam menikmati sate, ala masyarakat afrika, karena di negara tersebut, beras sangatlah terbatas. “bermula dari persediaan beras yang sangat minim tersebut, menu ini kemudian menjadi alternatif di sana”, ujar Sidik, sang pengelola.
Meski harga satu porsinya, mungkin terasa lebih mahal dibandingkan harga sate pada umumnya, yakni 35 ribu rupiah, namun mahalnya akan tergantikan dengan sensasi, rasa yang akan dirasakan.
Bagi para pemburu kuliner unik, menu yang satu ini, sangat patut untuk dicoba..