Bantalan sesajen atau lungka-lungka adalah salah satu perlengkapan upacara yang sangat dibutuhkan menjelang perayaan hari raya Nyepi caka 1932. Selain sebagai bantalan untuk kenyamanan menjinjing, lungka-lungka juga memiliki nilai filosofis dan estetika karena menunjukkan bahwa benda yang dijinjing itu sangat disucikan.
Lungka–lungka pada umumnya digunakan umat Hindu saat menjinjing sesajen atau artefak pura yang disakralkan. terutama, saat pelaksaan melasti serangkaian hari raya Nyepi.
Menjelang hari raya Nyepi Caka 1932 seperti saat ini, permintaan beragam peralatan upacara lungka-lungka atau bantalan sesajen, meningkat tajam. Apalagi produk yang tampil cantik dengan aneka desain seperti buatan pengerajin di Banjar Tebesaya, Peliatan, Ubud, Gianyar Bali malah kewalahan menerima pesanan.
Demikian halnya lungka-lungka produk buatan ibu Made Riji yang pertama kali mencoba mendesain lungka-lungka dengan memadukan kenyaman dan kecantikan bingkai emasnya, justru kualahan menerima pesanan. Produk buatan ibu Made Riji, banyak diminati pelanggannya karena memberi kesan eklusif, holistik dan berestetika. “Pesanan sangat banyak mas, sampai kualahan”, ujarnya.
Proses pembuatannya memang sedikit rumit. Rangka bantal terlebih dahulu harus ditempel bingkai emas secara rapi. Setelah itu baru di masukan dacron empuk.
Bagi umat yang belum memiliki lungka-lungka cantik nan nyaman ini, pasti akan penasaran. Apalagi pada pelaksanaan melasti ke laut, bantalan ini dipastikan mendukung kecantikan umat. Meski tampil eksklusif, harganya cuma dua puluh lima ribu rupiah per biji, murah bukan?