Pembakaran Quran batal dan Terry Jones bersumpah tidak akan membakar Al Quran - Akhirnya Pendeta Terry Jones, membatalkan rencana kontroversialnya kemarin, serta bersumpah pembakaran Al Quran tidak akan pernah terjadi.
Dalam acara televisi "Today", Jones menegaskan, meski akhirnya masjid bakal dibangun di lokasi robohnya menara kembar, ia tidak berniat lewat sambil membakar Quran. "Saya pikir faktanya kami telah mengubah keputusan ini (membakar Quran)," katanya. Namun Jones tidak yakin ancaman maut terhadap dirinya akan lenyap.
Jones, yang asal Florida, Amerika Serikat, mengumumkan akan melaksanakan tindakannya itu bertepatan dengan peringatan 11 September. Meski kegiatan provokatif itu batal, sekelompok kecil kaum Nasrani konservatif yang dipimpin Randall Terry merobek beberapa lembar Al-Quran di luar Gedung Putih.
Niat Jones ini disambut kecaman dari umat Islam di pelbagai negara, termasuk di Amerika Serikat. Bahkan hingga Ahad lalu unjuk rasa masih berlangsung di Afganistan. Demonstrasi di Provinsi Logar, timur negara itu, menewaskan dua orang dan mencederai empat lainnya.
Menurut Kepala Distrik Barak Baraki, Logar, Muhammad Rahim Amin, para demonstran membakar ban dan menyerang toko-toko. "Bisa saya pastikan ini merupakan usaha dari musuh perdamaian dan stabilitas di Afganistan yang memakai segala kesempatan untuk merusak situasi keamanan," katanya.
Ahad lalu merupakan hari ketiga berlangsungnya demonstrasi menentang rencana pembakaran Quran oleh Jones. Sedikitnya akses terhadap media membuat warga negara itu tidak tahu bahwa Jones telah meralat keputusannya.
[tempointerktif.com]
Dalam acara televisi "Today", Jones menegaskan, meski akhirnya masjid bakal dibangun di lokasi robohnya menara kembar, ia tidak berniat lewat sambil membakar Quran. "Saya pikir faktanya kami telah mengubah keputusan ini (membakar Quran)," katanya. Namun Jones tidak yakin ancaman maut terhadap dirinya akan lenyap.
Jones, yang asal Florida, Amerika Serikat, mengumumkan akan melaksanakan tindakannya itu bertepatan dengan peringatan 11 September. Meski kegiatan provokatif itu batal, sekelompok kecil kaum Nasrani konservatif yang dipimpin Randall Terry merobek beberapa lembar Al-Quran di luar Gedung Putih.
Niat Jones ini disambut kecaman dari umat Islam di pelbagai negara, termasuk di Amerika Serikat. Bahkan hingga Ahad lalu unjuk rasa masih berlangsung di Afganistan. Demonstrasi di Provinsi Logar, timur negara itu, menewaskan dua orang dan mencederai empat lainnya.
Menurut Kepala Distrik Barak Baraki, Logar, Muhammad Rahim Amin, para demonstran membakar ban dan menyerang toko-toko. "Bisa saya pastikan ini merupakan usaha dari musuh perdamaian dan stabilitas di Afganistan yang memakai segala kesempatan untuk merusak situasi keamanan," katanya.
Ahad lalu merupakan hari ketiga berlangsungnya demonstrasi menentang rencana pembakaran Quran oleh Jones. Sedikitnya akses terhadap media membuat warga negara itu tidak tahu bahwa Jones telah meralat keputusannya.
[tempointerktif.com]