Pembacaan Suara Anak Jawa Timur kemarin (6/8) mewarnai puncak Hari Anak Nasional (HAN) jatim yang dipusatkan di Wisata Bahari Lamongan (WBL). Pembacaan yang kemudian diserahkan pada Gubernur Jatim Soekarwo tersebut berisi lima rekomendasi. Yakni pemyediaan fasilitas kota yang layak untuk anak, pendidikan anak, sosial budaya yang terkait hak-hak anak, kesehatan dan perlindungan untuk anak yang membutuhkan perlindungan khusus di Jatim.
Pembacaan itu sendiri dilakukan empat duta anak Jatim. Yakni Rendi Aditya Prayoga, Elpina, Ardi Juan Saputra dan duta anak yang juga bertindak sebagai dirijen lagu kebangsaan Mega Pratidina Putri. Nama terakhir adalah dirijen lagu kebangsaan Indonesia Raya pada puncak peringatan HAN nasional di Jakarta.
Puncak HAN Jatim di Lamongan itu benar-benar menjadi harinya anak-anak di Jatim. Seluruh pengisi dan petugas acara adalah anak-anak berprestasi di Jatim. Mulai dari pembawa acaranya yang siswa SDN Jetis III Lamongan Ananda Firdausya Ciptananda hingga pengisi acara baca puisi oleh Radik Woro Dinalar siswa SDN I Kampungdalem Tulakan Kabupaten Tulungagung. Demikian pula pembacaan doa oleh Muhammad Khoirul Rizal siswa SDN Kauman I Klojen Kota Malang.
Selain Soekarwo, beberapa pejabat Pemprop Jatim hadir dalam kegiatan tersebut seperti Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Sukesi dan Kepala Dinas Pendidikan Suwanto. Sementara pejabat Pemkab Lamongan yang menyambut adalah Bupati Masfuk, Wabup Tsalits Fahami, Ketua DPRd Makin Abbas, Sekkab Fadeli serta sejumlah pejabat muspida setempat.
Gubernur Jatim dalam kesempatan itu kembali sampaikan program sekolah gratis di Jatim serta pemberian gaji untuk para guru sekolah swasta terutama untuk sekolah yang tidak masuk system pendidikan nasional. “2010 nanti semua sekolah wajar 9 tahun gratis. Termasuk sekolah yang tidak memenuhi syarat pendidikan. Saat ini sekolah gratis ini pilot projectnya di Kabupaten Sampang dan Bondowoso. Sementara untuk ustadz yang biasanya hanya digaji Rp 100 hingga Rp 150 ribu pada 2010 nanti minimal gajinya akan sama dan lebih besar dari UMK, “ ujar Soekarwo.
Dalam sebuah sesi wawancara dengan reporter cilik Ratu Tiana, Soekarwo sampaikan sekolah seperti diniyah, salafiah atau sorokan juga akan diurusi Pemprop Jatim bersama Kabupaten dan Kota. Untuk tingkat ula atau setingkat SD akan menerima Rp 15 ribu perbulan. Sementara untuk tingkat wusto atau setingkat Tsanawiyah akan terima Rp 20 hingga 25 ribu perbulan. “Sekolah gratis ini termasuk 13 jenis biaya operasional. Sehingga kalau ada yang masih minta sumbangan ataui ada dermawan yang mau menyumbang harus seijin kepala daerah melalui Kepala Dinas Pendidikan setempat. Program mini diperkiarakan menelan biaya Rp 1,3 triliun yang akan disharing dengan kabupaten/kota masing-masing 50 persen, “ terang dia.
Namun Soekarwo juga berpesan agar anak-anak yang telah dididik dengan cerdas itu jangan sampai melupakan moral dan agama. Menurut dia, tidak ada gunanya anak cerdas tapi kalau agama, sopan santun dan moralnya tidak bagus. “Saya minta bantuan guru, orang tua dan masyarakat untuk jadikan anakanak kita anak yang cerdas tapi santun dan berakhlak mulia. Karena inilah yang akan menjadi basis pembangunan, “ pungkasnya.
Acara yang juga dipandu oleh Ria Enes bersama bonekanya Susan tersebut diisi dengan sejumlah pertunjukan oleh anak-anak siswa TK, TK Luar Biasa (TKLB), SD dan SDLB yang menjadi juara dalam lomba kreatifitas siswa dalam rangka HAN Jatim. Sementara kesenian Karawitan dari SDN Lamongrejo Ngimbang dan SDN Candisari II Sambeng Kabupaten Lamongan menutup acara itu dengan lagu Kupi Kuwi, Ilir-ilir dan Padang Bulan.(arf, Humas Pemkab Lamongan)