Kinerja anggota Dewan kembali dipertanyakan, padahal jika kita main hitung. Di luar biaya reses dan tunjangan lain, gaji bersih yang diterima anggota DPR per bulan adalah sekitar Rp 57 juta atau Rp 684 juta per tahun. Dalam lima tahun, gaji yang mereka terima adalah Rp 3.420.000.000 (Rp 3,42 miliar). Taruhlah mereka mengeluarkan biaya ”administrasi” pemilu Rp 1 miliar, maka masih ada ”laba” Rp 2.420.000.000 (Rp 2,42 miliar).
Dengan hitungan kasar, kita dapat menyimpulkan: setiap anggota DPR di Senayan hidup supersejahtera. Mereka mempunyai penghasilan per hari minimal Rp 1,9 juta (Rp 57 juta dibagi 30 hari). Bandingan dengan penghasilan rakyat kecil per hari yang berkisar Rp 20.000 hingga Rp 50.000.
Rakyat kecil pun tak kenal uang reses atau tunjangan gaji, tetapi hanya mengenal ”bonus” penderitaan: dari kesulitan menyekolahkan anak, membayar biaya kesehatan, memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang mahal, sampai kesulitan mencari uang itu sendiri. Itu pun, jika tak beruntung, masih mendapat bonus lain: kena ledakan tabung gas atau menjadi obyek penggusuran pasukan polisi pamong praja.
Akhirnya....
Om Pong Harjatmo pun mencoret-coret atap Gedung Kura-Kura di kompleks parlemen akibat "MUAK"...
Munculnya gambar XXX di komputer layar informasi DPR
Aksi Kubur Diri.. agar tempat tinggalnya tidak digusur..
Tidak pakai Baju di gedung DPR akibat gaji 13 nya "nyangkut"
Dan berbagai cara lainnya...
Walaupun nulis artikel kayak gini belum tentu juga mereka bakal peduli, apalagi mengubah perilaku... Tapi kalau kita nggak menulis seperti ini mereka nggak tau bagaimana kita selama ini merasakan penderitaan. Entahlah, mungkin keadilan sejati memang hanya milik Tuhan semata. Semoga doa-doa orang yang teraniaya dan menderita didengar oleh-Nya... Mari kita tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk hidup kita dan mengingatkan mereka yang salah jalan, karena penilaian akhir bukan milik kita atau masyarakat.
[kompas.com/berbagai sumber]
Dengan hitungan kasar, kita dapat menyimpulkan: setiap anggota DPR di Senayan hidup supersejahtera. Mereka mempunyai penghasilan per hari minimal Rp 1,9 juta (Rp 57 juta dibagi 30 hari). Bandingan dengan penghasilan rakyat kecil per hari yang berkisar Rp 20.000 hingga Rp 50.000.
Rakyat kecil pun tak kenal uang reses atau tunjangan gaji, tetapi hanya mengenal ”bonus” penderitaan: dari kesulitan menyekolahkan anak, membayar biaya kesehatan, memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang mahal, sampai kesulitan mencari uang itu sendiri. Itu pun, jika tak beruntung, masih mendapat bonus lain: kena ledakan tabung gas atau menjadi obyek penggusuran pasukan polisi pamong praja.
Akhirnya....
Om Pong Harjatmo pun mencoret-coret atap Gedung Kura-Kura di kompleks parlemen akibat "MUAK"...
Munculnya gambar XXX di komputer layar informasi DPR
Aksi Kubur Diri.. agar tempat tinggalnya tidak digusur..
Tidak pakai Baju di gedung DPR akibat gaji 13 nya "nyangkut"
Dan berbagai cara lainnya...
Walaupun nulis artikel kayak gini belum tentu juga mereka bakal peduli, apalagi mengubah perilaku... Tapi kalau kita nggak menulis seperti ini mereka nggak tau bagaimana kita selama ini merasakan penderitaan. Entahlah, mungkin keadilan sejati memang hanya milik Tuhan semata. Semoga doa-doa orang yang teraniaya dan menderita didengar oleh-Nya... Mari kita tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk hidup kita dan mengingatkan mereka yang salah jalan, karena penilaian akhir bukan milik kita atau masyarakat.
[kompas.com/berbagai sumber]