JAKARTA, KOMPAS.com--Menteri Kebudayaan dan Bimbingan Islam Iran Sayed Mohammad Hosaini mengatakan, Iran akan menggunakan diplomasi budaya untuk mempererat hubungan dengan negara-negara yang mempunyai penduduk mayoritas Muslim, khususnya Indonesia.
"Budaya merupakan hal yang penting, banyak persamaan yang dimiliki antara Iran dengan negara-negara lainnya khususnya dalam budaya Islam," kata Hosaini usai membuka pekan budaya Iran di Museum Nasional, Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan saat ini diplomasi yang digunakan oleh Iran lebih condong pada diplomasi politik dan ekonomi. Dengan budaya, lanjut dia, bisa menyatukan perbedaan-perbedaan yang ada di antara kedua negara.
"Dengan Indonesia sendiri, hubungan budaya kedua negara sudah berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini ditunjukkan dengan fakta-fakta sejarah yang ada," ujarnya.
Dengan terselenggaranya pekan budaya itu, lanjut dia, bisa semakin meningkatkan hubungan antara kedua negara. Hosaini juga mengharapkan, kedepannya akan semakin banyak seniman ataupun masyarakat Indonesia yang berkunjung ke Iran untuk mempelajari budaya.
"Begitu juga dengan masyarakat Iran, kami harapkan mereka juga belajar mengenai Indonesia," kata dia.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dan Kementerian Kebudayaan dan Bimbingan Islam Iran juga menandatangani nota kesepahaman kerja sama budaya.
Pekan budaya Iran berlangsung 7-13 Maret. Selain mengenalkan budaya juga diadakan kursus singkat film dan pemutaran film Iran di Gedung Usmar Ismail.
Hubungan antara Indonesia dan Iran berlangsung sejak ribuan tahun lalu. Terbukti dari batu nisan kuno berbahasa Persia yang ditemukan di Tanah Air.
Dalam kesusasteraan pun terutama sastra Melayu terdapat pengaruh dari Iran di mana terdapat sekitar 400 kosa kata Persia yang masuk ke dalam Bahasa Indonesia, dan sebagian masih digunakan sampai sekarang.