Tempat wisata Kayangan api di Bojonegoro Jawa Timur, memiliki daya tarik tersendiri, karena terdapat sebuah sumber api alam. Konon, api alam ini, merupakan sumber api terbesar di Asia Tenggara.
Menuju lokasi wisata api kahyangan yang berada di Desa Sendang Harjo Kecamatan Ngasem, Anda akan menikmati pula hutan jati yang tampak menghiasi perjalanan menuju lokasi.
Begitu memasuki gapura, tampak berdiri jajaran tiang. Di tengah tiang ini terdapat sebuah lingkaran batu yang mengeluarkan gelombang panas. Inilah Kayangan api yang terkenal itu. Konon, nyala api ini digunakan oleh Empu Kriya Kusuma atau Empu Supagati, dalam pembuatan keris pusaka guna mengembalikan Majapahit dari tangan pemberontak. Sayangnya, cahaya api ini tidak terlalu terlihat di siang hari.
Sebenarnya begitu banyak cerita menarik dari obyek yang satu ini. Tim geologi dari Inggris misalnya, menyebutkan, Kayangan api ini merupakan sumber api yang terbesar di asia tenggara. Selain itu, Kayangan api juga dipercaya masyarakat sekitar mempunyai nilai magis.
Sekitar 80 meter dari Kayangan api, terdapat sebuah kolam dengan air keruh menggelegak menyerupai air mendidih. Aroma belerang, tersebar begitu mendekat ke sumber air hangat ini. Masyarakat sekitar menamainya, sumber air blekuthuk. Uniknya, air ini tak akan terasa panas jika disentuh.
Menurut juru kunci Kayangan api, dulunya tempat ini merupakan tempat Empu Kriya Kusuma mencelupkan kerisnya yang telah selesai dipanaskan. Di samping itu, ada yang percaya bahwa air blekuthuk ini mempunyai khasiat menyembuhkan berbagai penyakit.
Empu Kriya Kusuma memang mempunyai keterkaitan yang erat dengan kawasan ini. Tak jauh dari Kayangan api, misalnya. Terdapat sebuah pohon Beringin besar yang dipagari kayu.
Tepat di bawahnya tersusun gundukan batu bata berukuran 20 kali 30 centimeter. Ada yang mempercayai, di bawah pohon itulah tempat tirakat (meditasi) Empu Kriya Kusuma sambil membuat kerisnya. Salah satu kerisnya yang terkenal adalah Dapur Jangkung Luk Telu Blong Pok Gonjo yang kini menjadi pusaka kabupaten Bojonegoro.
Batu bata ini, ada kemiripan dengan batu sejenis peninggalan Kerajaan Majapahit yang banyak tersebar di situs trowulan mojokerto.
Dari sisi ini, Kayangan api sangat potensial di kembangkan sebagai tempat wisata unggulan. Apalagi, sebagian masyarakat sekitar, ada yang menggantungkan hidupnya dengan berjualan di lokasi wisata.
Di samping itu, tak jauh dari lokasi, terdapat sumber mata air ngunut, yang airnya tampak jernih. Masyarakat sekitar, ada juga yang menggantungkan hidupnya dengan mencari ikan di sumber mata air ini.