Sampai dengan awal bulan ini, dari total kapasitas normal Waduk Gondang yang mencapai 23 juta m3, masih terisi 75 persen. Jumlah tersebut setara dengan 17.458.400 m3. Kapsitas terisi tersebut tergolong tinggi jika dibandingkan dengan kapasitas terisi pada periode yang sama di tahun 2009 yang mencapai sekitar 10 jutaan m3.
Tingginya kapasitas waduk yang diresmikan mendiang Mantan Presiden Suharto pada 1987 itu, seperti disampaikan Kepala Dinas PU Pengairan Heru Sanjoto melalui Plt Kabag Humas dan Infokom Aris Wibawa, dipengaruhi masih tingginya curah hujan yang terjadi di Lamongan. “Dengan tingginya kapasitas terisi di (waduk) Gondang, berarti akan ada lebih banyak lagi areal persawahan di sekitarnya yang bisa diairi, “ ungkapnya kemarin.
Ketika terisi penuh, lanjut dia, Waduk Gondang bisa mengairi lahan pertanian hingga 8.412 hekatar. Namun selama ini dengan pengaturan distribusi irigasi yang baik, selama ini waduk di Kecamatan Sugio ini bisa dimanfaatkan untuk sekitar 10 ribu hektar lahan pertanian.
Tingginya curah hujan juga berpengaruh pada melimpahnya kapasitas terisi di waduk besar kedua di Lamongan, yakni Waduk Prijetan. Dari kapasitas maksimalnya yang mampu menampung hingga 9 juta m3, sampai saat ini masih terisi 5.471.475 m3. Di periode yang sama tahun lalu, kapasitas terisi waduk ini hanya sekitar 4 jutaan m3. Selama ini waduk Prijetan digunakan untuk mengairi sejumlah 4 ribu lahan pertanian di sekitarnya.
Selain dua waduk besar tersebut, Lamongan memiliki sejumlah 44 tandon air untuk memenuhi kebutuhan pertanian. Dengan rincian, 33 unit waduk dan 11 unit rawa-rawa seperti Rawa Semando, Cungkup dan Rawa Bulu. Keseluruhan kapasitas maksimal waduk dan rawa di Lamongan mencapai 107 juta juta m3¬.
Sementara data Dinas Pertanian Kehutanan Lamongan menyebutkan, dari sasaran produksi padi pada musim tanam 2009/2010 yang ditetapkan sebesar 834.368 ton dengan perkiraan produktivitas rata-rata 63,59 kwintal perhektar, sampai dengan Juni lalu produksi padi Lamongan sudah mencapai 545.287 ton dengan rata-rata produktivitas mencapai 66,82 kwintal perhektar. Sementara dari sasaran tanam (target) 135.290 hektar, sampai dengan Juni realisasi tanamnya sudah mencapai 129.287 hektar. Dari realisasi tanam tersebut, sampai Juni lalu sudah ada 81.602 hektar lahan padi yang dipanen. Sehingga masih ada lebih dari 40 ribu hektar yang belum dipanen.
Sementara komoditi kedelai malah sudah melampaui sasaran tanam yang ditetapkan. Dari 18.367 hektar yang ditetapkan, realisasi tanamnya mencapai 20.348 hektar. Sedangkan dari sasaran produksi yang ditetapkan 25.548 ton, sampai Juni lalu sudah tercapai produksi kedelai mencapai 21.738. Padahal masih ada kesempatan panen hingga Desember nanti.