• Kamis, September 08, 2011
  • Administrator

lmuwan Jepang berhasil menciptakan otak transparan. Dengan menggunakan larutan bernama Sca le, ilmuwan itu megubah otak putih tikus yang semula berwarna keruh menjadi sebening kristal.

Otak transparan yang diciptakan bisa membantu ilmuwan melihat penanda fluorescent yang disisipkan pada tikus putih. Medical imaging memasuki era baru dengan penciptaan otak transparan ini.


"Penelitian kami saat ini memang fokus pada otak tikus, namun aplikasinya tak terbatas pada tikus maupun otak," kata Atsushi Miyawaki, peneliti RIKEN Brain Institute Jepang yang menciptakan otak transparan ini.

"Kami bisa mengembangkan pemakaian Sca le untuk organ lain seperti jantung, otot dan ginjal serta pada jaringan dari primata dan sampel biopsi manusia," lanjut Miyawaki seperti dikutip National Geographic.

Sca le merupakan larutan yang terbuat dari bahan yang relatif sederhana. Komposisinya adalah urea (senyawa utama pada urin), gliserol (senyawa yang juga terdapat pada sabun) dan deterjen yang disebut Triton X. Untuk membuat otak transparan, organ otak direndam selama 2 minggu dalam larutan ini.

Tak seperti larutan lain yang juga digunakan untuk membantu melihat otak, Sca le tak menghilangkan penanda fluorescent. Selama ini, penanda fluorescent dipakai untuk membantu fluorescent imaging.

Teknik fluorescent imaging sendiri digunakan untuk memetakan arsitektur otak, mulai jaringan saraf, pembuluh darah dan struktur lain.

Otak transparan yang diciptakan bisa membantu pemetaan arsitektur otak. Lebih luasnya, organ transparan bisa membantu pencitraan awal sebelum melakukan pencitraan yang lebih mahal seperti CT Scan dan MRI.

Aplikasi untuk penanganan penyakit, dokter bisa menganalisa apakah perawatan yang diberikan benar-benar berdampak pada organ target. Ini hal yang belum bisa dilakukan sebelumnya dalam dunia medis.

Meski banyak manfaatnya, larutan Sca le tidak akan digunakan segera secara luas. Miyawaki mengatakan, Sca le saat ini masih terlalu toksik untuk digunakan.

"Saat ini kami sedang mencari kandidat reagen lain yang memungkinkan kita mempelajari jaringan hidup dengan cara yang sama dengan transparansi yang lebih rendah," jelas Miyawaki. Penemuan Miyawaki dipublikasikan di Jurnal Nature Neuroscience.

Related Posts:

  • 9 Rahasia Google yang Tak Banyak DiketahuiOrang biasa menggunakan Google hanya untuk mencari tahu apa yang mereka inginkan. Namun, sebenarnya terdapat sembilan rahasia yang bisa dijumpai pada mesin pencari ini. Apa saja?Ternyata, terdapat beberapa trik pencarian baru… Read More
  • Benarkah Materi Gelap Tak Pernah Ada?Materi Gelap merupakan bahan teoretis dan kontroversial yang tak terdeteksi teleskop di Bumi. Kini, bahan itu kembali mendapat serangan menyatakan ketiadaannya.Materi gelap sebelumnya dinyatakan mengisi tiga perempat massa… Read More
  • 10 Hal Paling Dicari Google Tahun 2011 Tahun 2011 hampir berlalu dan tahun ini meninggalkan begitu banyak kenangan bagi masing-masing orang. Ada saatnya kita bersuka cita dan ada saatnya pula kita berduka, itulah sebuah makna kehidupan yang selalu mengajarkan … Read More
  • 5 Brand Ponsel Terlaris di Dunia Kompetisi antar brand ponsel semakin panas saja setiap harinya. Data kuartal ketiga 2011 menunjukkan tingkat penjualan ponsel mengalami kenaikan dan penurunan yang fluktuatif. Berikut lima brand ponsel terlaris menurut r… Read More
  • 'Kendaraan Impian' NASA Resmi Diluncurkan ke MarsSetelah menanti beberapa pekan, akhirnya 'kendaraan impian' milik NASA diluncurkan ke planet Mars.Seperti yang dikutip dari ST, Curiosity, yang berukuran seperti mobil dan memiliki berat 1 ton tersebut, memiliki fitur sinar l… Read More

BTemplates.com

Categories

Kamera CCTV Palembang

Popular Posts

Blog Archive