Putus sekolah bukan berarti harus menganggur. Seperti yang dilakukan Kartono Adi, seorang pemuda warga Dusun Kedungwulan Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto Jawa Timur yang membuat usaha pembuatan patung mini Terakota (kumpulan koleksi patung berbentuk tokoh prajurit_ yang berbahan baku dari tanah liat.
Pilihan berani dilakukan Kartono Adi, demi kemandiriannya dalam menjalankan sendiri usaha itu untuk menuju kesuksesan. Keahlian pemuda putus sekolah smk sebagai perajin patung mini Terakota dengan bahan tanah liat yang dibakar terbilang tak banyak dimiliki kalangan pematung di desanya.
Awalnya usai keluar dari bangku sekolah, pemuda 27 tahun ini menjadi karyawan di salah satu showroom pembuat patung lilin dan patung cor kuningan. Namun, lama kelamaan bahan baku lilin dan kuningan terus melonjak. Sehingga terpikir untuk membuat patung dengan bahan baku yang murah tapi menarik. Akhirnya dipilihlah tanah liat yang bahan bakunya dapat dicari di sekitar tempat tinggal Kartono Adi.
Untuk membuat patung Terakota dibutuhkan keahlian dan ketelatenan tinggi. Awalnya cetakan disiapkan dengan diolesi minyak goreng. Selanjutnya, tanah liat yang sudah diberi campuran kaulin, dimasukkan ke dalam cetakan hingga penuh.
Setelah cetakan penuh dengan tanah liat, dengan hati-hati cetakan dilepas, sehingga terbentuklah model patung yang kita inginkan. Selanjutnya patung disempurnakan dengan alat ukir. Proses inilah yang harus membutuhkan ketelatenan tinggi, salah sedikit saja patung bisa gagal dibuat.
Setelah kering, patung-patung tersebut dibakar dengan menggunakan kayu bakar dan dedaunan kering hingga berwarna kemerahan dan patung siap untuk dipasarkan.
Hingga saat ini, Kartono Adi memiliki lima belas macam patung mini berbahan tanah liat. Diantaranya patung raja Brawijaya, Tri Buana Tungga Dewi, Agastia, beberapa miniatur candi Majapahit dan motif hewan serta patung kepala Maha Patih Gajah Mada.
Untuk proses pamahatan, memang butuh keahlian tersendiri. Menurutnya, tak semua pemahat patung dari bahan batu bisa melakukannya. Letak kesulitan itu sendiri terletak pada motif yang berukuran sangat kecil. Sehingga butuh ketelitian untuk mendapatkan hasil yang sempurna.
Dari beberapa bentuk patung mini dijual dengan harga yang bervariasi, mulai dari Lima Belas Ribu Hingga Dua Ratus Ribu Rupiah tergantung motif dan ukuran patung yang dibuat.
Hingga saat ini, usaha yang dilakukan Kartono Adi sudah berjalan empat tahun. Meski telah memiliki banyak bentuk patung mini dengan kualitas bagus, adi masih menemukan beberapa kendala. Diantaranya soal pemasaran.
Untuk pemasaran patung-patung Terakota hanya di titipkan di di koperasi balai pelestarian peninggalan Purbakala Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Karena dengan sistem titip produk itu rata-rata penghasilan perbulan mencapai Satu Juta Rupiah.