• Sabtu, Juni 25, 2011
  • Administrator
http://www.xcor.com/press-releases/2008/images/lynx_suborbital_ascent.jpg
Jika suatu saat nanti manusia harus meninggalkan bumi karena sudah tidak layak untuk dihuni, kita tetap perlu menghasilkan keturunan. Bahkan saat kita sedang dalam perjalanan menuju tempat tinggal yang baru itu.

Akan tetapi, sejauh mana peluang untuk mendapatkan keturunan saat manusia telah meninggalkan planet bumi ini?
Lynx, konsep pesawat yang mengangkut manusia ke luar angkasa.

Dari penelitian yang dilakukan sejumlah ahli, tampaknya hal tersebut sulit terjadi. Pasalnya, ruang angkasa sendiri sebenarnya merupakan sebuah sistem kontrasepsi yang sangat besar.

Hasil penelitian khusus, seputar seks di ruang angkasa menyimpulkan bahwa radiasi kosmik akan membombardir tubuh manusia dengan kuantitas yang besar selama perjalanan di luar angkasa. Selain itu, tinggal di Mars, misalnya, dalam waktu yang lama akan menurunkan jumlah sel sperma.

Janin yang sudah terbentuk tidak akan berkembang secara sempurna di lingkungan ruang angkasa. Meski saat ini ruang di pesawat angkut telah dilengkapi dengan pelindung radiasi yang lebih baik, tetap saja itu tidak cukup untuk melindungi zigot untuk berkembang.

Jika bayi berhasil keluar dari kandungan, peluang bayi itu mengalami cacat yang diakibatkan oleh radiasi sangat besar.

Dan masalah tidak hanya sampai di situ. Dari penelitian terhadap hewan yang dikirim ke luar angkasa, imbas radiasi bisa membunuh sel telur pada janin.

Bayi akan terlahir dalam kondisi mandul. Artinya, itu akan mempersulit umat manusia berkembang di planet baru itu nantinya.

Menurut Richard Jennings, pakar medis ruang angkasa asal University of Texas, astronot memang terbukti tetap mampu membuahi pasangannya setelah ia kembali ke Bumi.

Akan tetapi, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap astronot yang menunaikan misi di luar angkasa dalam periode waktu lebih lama.

Dari sisi teknis, masih ada tantangan bagi manusia yang ingin menunaikan tugasnya di luar angkasa. Kostum ruang angkasa saat ini cukup berat dan tidak menyediakan banyak kemudahan untuk 'berhubungan intim'. Dan sayangnya, manusia tetap perlu menggunakan pakaian khusus.

Alasannya, dalam kondisi tanpa gravitasi, keringat atau cairan lain yang keluar dari tubuh berpotensi dapat merusak perangkat elektronik pesawat. Apalagi ditambah dengan kenyataan bahwa manusia lebih berkeringat saat di luar angkasa.


Namun demikian, tetap saja ada hambatan lain yang telah disiapkan ruang angkasa. Mekanisme tubuh manusia tidak memungkinkan itu terjadi.

Jika manusia ingin mendiami planet lain, antariksawan harus melakukan perubahan besar-besaran pada pesawat ruang angkasa agar penjelajah di masa depan bisa bertahan lebih lama di luar angkasa dan mampu menunaikan tugas alaminya.

Related Posts:

  • 5 Manusia Terberat Dalam SejarahCarol Yager (peak weight 727 kg/ 1,600 lbs)Jon Brower Minnoch (peak weight 635 kg / 1400 lbs)Manuel Uribe (597 kg / 1,316 lb) Walter Hudson (544 kg / 1,200 lb)Rosalie Bradford (544 kg / 1,200 lb)… Read More
  • Inilah 8 Apartemen yang Unik1. Apartemen yang terbuat dari bola ping pong Apartemen Daniel Arsham di Brooklyn adalah sebuah tempat yang berukuran 90 meter persegi, itu cukup besar untuk masuk sikat gigi, tapi dekorasinya begitu ramping dan minim… Read More
  • Foto-foto Cheerleaders Terburuk Read More
  • Mengintip Festival Budaya Sex di Ghuangzhou CinaSetiap tahunnya china menyelenggarakan Festival Budaya Sex di salah satu kota besarnya. Tahun ini Ghuanzhou menjadi tuan rumah festival yang ke 7, festival ini seharusnya berisikan tentang pendidikan sex, tetapi entah kenapa… Read More
  • 5 Kota Paling Hijau di DuniaPerubahan iklim menjadi hal baru yang sekarang sedang diperdebatkan. Demi menjaga kelangsungan bumi sebagai sebuah planet yang ditinggali manusia, pengusahaan penghijauan dan penggunaan energi untuk kebutuhan manusia d… Read More

BTemplates.com

Categories

Kamera CCTV Palembang

Popular Posts

Blog Archive