• Senin, Januari 09, 2012
  • Administrator
SURABAYA - Pemprov Jatim minta pemendaman pipa gas Kodeco di crossing II Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) Tanjung Perak tidak mengganggu pasokan gas. Jika pasokan gas dari Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) sampai dihentikan, maka akan mengganggu pasokan listrik di Jatim dan produksi pupuk di Indonesia.

Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jatim Dewi J Putriani mengatakan, warning itu perlu disampaikan, karena pasokan gas PHE WMO yang dialirkan melalui pipa yang melintang di APBS mencapai 144,72 bopd – barrels of oil per day (barrel minyak per hari). Gas tersebut untuk menyuplai kebutuhan gas dua perusahaan besar, yakni PLTU Gresik dan PT Petrokimia Gresik.

PLTU Gresik memproduksi 400 megawatt untuk melayani kebutuhan listrik di Gresik, Surabaya, dan pulau Madura. Sedangkan PT Petrokimia adalah produsen pupuk terbesar di Indonesia.

”Makanya jangan sampai pemendaman pipa gas di crossing II mengganggu pasokan gas. Jika sampai dihentikan, akibatnya akan luar biasa. Pupuk tidak produksi dan listrik di Surabaya, Gresik, dan Madura bisa padam,” ujarnya kepada Surya, Senin (9/1/2012).

Pihaknya, kata Dewi, perlu mengingatkan itu, karena berdasar jadwal dari Perwakilan BP MIGASWilayah Jawa Timur, Papua, dan Maluku (Japalu), bulan depan proses tahapan pemendaman pipa gas sudah mulai dilaksanakan. Yakni, dimulai Februari proses feed & engineering, bulan Juni procurement, dan bulan Juni installation sekaligus commissioning.

Dengan begitu, diperkirakan bulan Agustus 2012, kondisi APBS sudah normal kembali alias tidak ada gangguan pipa gas bawah air (PGBA), karena pipa gas yang posisinya berada - 12 meter di bawah permukaan terendah air (Low Water Spring/LWS) dipendam menjadi - 16 meter LWS.

sumber: surya

BTemplates.com

Categories

Kamera CCTV Palembang

Popular Posts

Blog Archive