"Saya menantikan dengan gembira diskusi agenda-agenda Pertemuan Puncak Asia Timur (EAS) dan ASEAN untuk tahun mendatang dengan fokus utama pada cara-cara yang praktis untuk memajukan prioritas-prioritas EAS, seperti tanggap bencana alam di kawasan secara terkoordinasi," kata Rudd dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (9/1).
Menurut dia, Australia dan Indonesia bekerja sama secara erat dalam manajemen bencana. Dan atas prakarsa Australia-Indonesia telah disepakati oleh para pemimpin EAS ke-6 di Bali pada November 2011.
Kedua Menteri juga akan membicarakan upaya-upaya bersama untuk memberantas terorisme dan sejumlah tantangan di kawasan yang mempengaruhi kedua negara, termasuk penyelundupan manusia.
"Saya juga akan membicarakan prospek kemajuan dan reformasi yang tengah berlangsung di Burma dengan mitra kerja saya, Marty Natalegawa, yang berkunjung ke negara tersebut pekan lalu," katanya.
Pertemuan Rudd dengan Menteri Perdagangan dan Pertanian serta tokoh bisnis juga akan membicarakan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia-Australia dan ekspor ternak ke Indonesia.
"Pada 2010-2011, total perdagangan dua arah Australia dengan Indonesia mencapai 13,8 miliar dolar Australia atau meningkat 14 persen dibandingkankan tahun sebelumnya," kata Rudd.
Meskipun demikian, masih ada potensi perdagangan yang signifikan dalam hubungan Australia dengan Indonesia, yang menurut PricewaterhouseCoopers, akan lebih besar dari ekonomi Australia pada 2023.
"Dan bila perkembangan ini terus berlangsung, Indonesia akan menjadi ekonomi terbesar kedelapan di dunia pada 2050," katanya menambahkan.
sumber: metrotvnews.com