Eva Yulia Puspaningrum, mahasiswa Fakultas Industri, Program Studi Informatika, yang baru saja diwisuda sepekan lalu, menciptakan aplikasi deteksi iklim lewat HP.
Saat ditemui di kampusnya, Rabu (11/1) kemarin, Eva tampak sibuk mengutak-atik ponselnya yang sudah terkoneksi dengan sistem tersebut. “Saya membuat software atau aplikasi khusus memantau musim secara update. Saya fungsikan aplikasi ini cukup dengan HP,” ucap cewek kelahiran 5 Juli 1989 ini.
Meski tergolong sederhana, namun aplikasi sistem peringatan dini kekeringan tersebut memberi nilai manfaat luar biasa. Khususnya kepada para petani yang beberapa tahun belakangan ini dipusingkan dengan iklim tak menentu. Dikira kering karena sudah bulan Mei.
Banyak petani di Lamongan dan sekitarnya jelas meninggalkan tanaman padi dan beralih ke palawija. Jagung, kedelai, atau tanaman pertanian lainnya. Namun ternyata, bulan-bulan itu masih terus hujan. Akibatnya, tanaman yang tak suka air ini kebanyon (becek).
Departeman Pertanian tertarik pun tertarik dan menjadikan temuan ini sebagai salah satu proyek pemerintah. Berkat aplikasi tersebut, Departeman Pertanian mendanai karya Eva. “Sebenarnya semua atas bimbingan dosen juga. Kami juga diarahkan,” ucap pemilik IPK 3,90 ini.
Namun hasil karya Eva ini masih belum mutakhir dalam updating iklim di Jatim. Itu sebabnya Deptan meminta bekerja sama dengan BMKG Jatim. Sebab, alat pendeteksi kekeringan melalui HP itu masih berpatokan pada tren atau kecenderungan iklim pada sepuluh tahun terakhir.
“Sementara selama ini masih mengacu pada tren iklim sebelumnya. Setiap bulan akan ada SMS masuk memberitahukan bahwa bulan ini akan terjadi hujan. Tidak hanya itu, tingkat kelembaban dan intensitas hujan juga diketahui. Namun akan sempurna jika nanti jadi menggandeng BMKG. Sebab, lembaga inilah yang tepat memprediksi cuaca,” urai Eva.
Petani atau pelanggan harus lebih dulu mendaftar melalui internet. Eva lebih dulu membuat situs, www.siagacuaca.com. Begitu masuk menu daftar harus diikuti mengisi biodata dan dikirim. Karena sudah mendaftar setiap bulan akan mendapat kiriman iformasi utuh tentang cuaca tadi.
Eva yang putra petani ini sudah mengenalkannya kepada para petani. Banyak petani yang berminat. Dibutuhkan waktu sekitar setahun mempersiapkan penelitian dan pembuatan alat tersebut. Mulai membuat data base menyangkut iklim, suhu, cuaca, kelembaban, dan curah hujan.
”Yang agak lama adalah membuat tampilan web ciptaan kami. Kemudian web ini kita koneksikan dengan HP. Bahasa pemrogaman aplikasi ini sehingga menjadi SMS adalah dengan PHP. Agar mobile menggunakan bahasa pemrogaman WML. Karena berbasis SMS, kami memanfaatkan sistem gammu. Mudah-mudahan kami jadi menggandeng BMKG,” harap Eva
sumber: surya