Jumat, Agustus 05, 2011
Administrator
Selama angkutan massal yang selamat, aman, nyaman, bersih dan terjangkau, seharusnya mobil yang dipakai untuk taxi tidak perlu sedan kecil. Cukup dengan mobil city car 1000 cc untuk mengurangi biaya awal pembelian mobil oleh perusahaan taxi dan mengirit pemakaian bahan bakar.
Dengan mayoritas Toyota Limo, Chevrolet Lova, Proton Wira yang dipakai untuk mobil taxi, ternyata argo taxi masih cukup mahal. Kalau setiap hari pulang balik ke kantor naik taxi, biayanya menjadi besar.
City car lebih efisien bahan bakar dan lebih bersih polusi, lebih murah dan tidak menempati badan jalan terlalu besar. Misalnya mobil yang dipakai Chery QQ, Hyundai i10, Kia Picanto, Chevrolet Spark dan yang seukuran. Lebih baik lagi kalau Kancil juga dipakai sebagai taxi dengan bahan bakar gas.
Dulu Kancil sempat memunculkan harapan. Tapi birokrasi kurang memberikan insentif, sehingga kalah dari Bajaj dan lama-lama menghilang. Sangat disayangkan.
Perlu dipatuhi juga, taxi dengan mobil-mobil mewah tidak boleh lagi menggunakan bensin bersubsidi. Mobil mewah dengan argo mahal, tapi memakai bensin subsidi? Dan tidak menjadi sasaran kampanye Kementerian ESDM? Nampaknya tidak pas juga. Perusahaan taxi dengan mobil mewah harus sensitif dengan rasa sosial ini dan secara sukarela menghentikan konsumsi bensin subsidinya.
Lobby dari perusahaan taxi mapan untuk melawan menggunakan mobil kecil dan meniadakan konsumsi bensin subsidi pasti cukup kuat. Padahal ini untuk kesejahteraan masyarakat banyak.
