Bagi anda yang tidak suka masakan dengan campuran bahan - bahan pengawet maupun bahan kimia, menu yang disajikan di sebuah warung di Jalan Jambon, Sleman Yogyakarta, nampaknya pas. Yakni ayam ungkep goreng, dengan daging ayam kampung, bumbu tradisional tanpa vetsin serta ditambah dengan nasi organik.
Menu ini sangat di gemari warga karena menggunakan resep penyedap rasa dari paduan bumbu tradisional, sehingga aman di konsumsi.
Cara membuat ayam ungkep cukup sederhana. Yakni bumbu - bumbu dan rempah-rempah, seperti bawang putih, pala, kunyit, garam, laos, jahe, gula semua dihaluskan. Daging ayam kampung yang sudah dibersihkan diolesi dengan bumbu yang sudah dihaluskan pula. Lalu didiamkan beberapa saat hingga bumbu meresap.
Kemudian santan diberi bumbu yang sudah dihaluskan dan ditambah daun jeruk dimasak hingga mendidih. Ketika santan sudah mendidih, daging ayam kampung yang sudah diolesi bumbu dimasukkan, dan dimasak hingga matang, kemudian ditutup sampai dingin, atau istilah jawanya diungkep.
Daging ayam kampung yang sudah di ungkep warnanya sedikit kekuning-kuningan. Daging ayam ungkep ini kemudian digoreng dan disajikan dengan sambal dan lalapan. Karena melalui proses diungkep tersebut maka bumbu dan rasa rempah-rempahnya meresap hingga ke dalam daging dan sangat terasa dilidah.
Ani Rahmani, sang pemilik warung mengatakan, ide awal pembuatan menu ayam ungkep ini berawal dari maraknya masakan yang menggunakan bahan pengawet dan vetsin. Oleh karena itu, Ani ingin menyajikan menu makanan dengan resep tempo dulu yang tidak pernah menggunakan bahan pengawet maupun vetsin. Dan ditemukan resep masakan ayam ungkep. “Ternyata, banyak warga yang suka”, ujar Ani.
Harga setiap porsi ayam ungkep goreng di warung Ani Rahmani ini antara 8 Ribu sampai dengan 10 Ribu Rupiah. Dan yang lebih istimewa di warung ini, nasinya pun menggunakan beras organik.
Tak cukup sampai di sini, suasana tempoe doeloe juga lebih terasa di warung Ani Rahmani karena berada di tengah sawah.
Cara membuat ayam ungkep cukup sederhana. Yakni bumbu - bumbu dan rempah-rempah, seperti bawang putih, pala, kunyit, garam, laos, jahe, gula semua dihaluskan. Daging ayam kampung yang sudah dibersihkan diolesi dengan bumbu yang sudah dihaluskan pula. Lalu didiamkan beberapa saat hingga bumbu meresap.
Kemudian santan diberi bumbu yang sudah dihaluskan dan ditambah daun jeruk dimasak hingga mendidih. Ketika santan sudah mendidih, daging ayam kampung yang sudah diolesi bumbu dimasukkan, dan dimasak hingga matang, kemudian ditutup sampai dingin, atau istilah jawanya diungkep.
Daging ayam kampung yang sudah di ungkep warnanya sedikit kekuning-kuningan. Daging ayam ungkep ini kemudian digoreng dan disajikan dengan sambal dan lalapan. Karena melalui proses diungkep tersebut maka bumbu dan rasa rempah-rempahnya meresap hingga ke dalam daging dan sangat terasa dilidah.
Ani Rahmani, sang pemilik warung mengatakan, ide awal pembuatan menu ayam ungkep ini berawal dari maraknya masakan yang menggunakan bahan pengawet dan vetsin. Oleh karena itu, Ani ingin menyajikan menu makanan dengan resep tempo dulu yang tidak pernah menggunakan bahan pengawet maupun vetsin. Dan ditemukan resep masakan ayam ungkep. “Ternyata, banyak warga yang suka”, ujar Ani.
Harga setiap porsi ayam ungkep goreng di warung Ani Rahmani ini antara 8 Ribu sampai dengan 10 Ribu Rupiah. Dan yang lebih istimewa di warung ini, nasinya pun menggunakan beras organik.
Tak cukup sampai di sini, suasana tempoe doeloe juga lebih terasa di warung Ani Rahmani karena berada di tengah sawah.