• Senin, Juni 06, 2011
  • Administrator
PADA zaman penjajahan di Kalimantan dahulu kala, serdadu Belanda bersenjatakan senapan dengan teknologi mutakhir pada masanya, sementara prajurit Dayak umumnya hanya mengandalkan sumpit. Akan tetapi, serdadu Belanda ternyata jauh lebih takut terkena anak sumpit ketimbang prajurit Dayak diterjang peluru.


Penyebab yang membuat pihak penjajah gentar itu adalah anak sumpit yang beracun. Sebelum berangkat ke medan laga, prajurit Dayak mengolesi mata anak sumpit dengan getah pohon ipuh atau pohon iren. Dalam kesenyapan, mereka beraksi melepaskan anak sumpit yang disebut damek.
http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2009/02/19/0822582p.JPG
"Makanya, tak heran penjajah Belanda bilang, menghadapi prajurit Dayak itu seperti melawan hantu," tutur Pembina Komunitas Tarantang Petak Belanga, Chendana Putra, di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kamis (2/6/2011).

Tanpa tahu keberadaan lawannya, tiba-tiba saja satu per satu serdadu Belanda terkapar, membuat sisa rekannya yang masih hidup lari terbirit-birit. Kalaupun sempat membalas dengan tembakan, dampak timah panas ternyata jauh tak seimbang dengan dahsyatnya anak sumpit beracun.

Tak sampai lima menit setelah tertancap anak sumpit pada bagian tubuh mana pun, para serdadu Belanda yang awalnya kejang-kajang akan tewas. Bahkan, bisa jadi dalam hitungan detik mereka sudah tak bernyawa. Sementara, jika prajurit Dayak tertembak dan bukan pada bagian yang penting, peluru tinggal dikeluarkan. Setelah dirawat beberapa minggu, mereka pun siap berperang kembali.

Penguasaan medan yang dimiliki prajurit Dayak sebagai warga setempat tentu amat mendukung pergerakan mereka di hutan rimba.

"Karena itu, pengaruh penjajahan Belanda di Kalimantan umumnya umumnya hanya terkonsentrasi di kota-kota besar tapi tak menyentuh hingga pedalaman," Chendana.

Tak hanya di medan pertempuran, sumpit tak kalah ampuhnya ketika digunakan untuk berburu. Hewan-hewan besar akan ambruk dalam waktu singkat. Rusa, biawak, atau babi hutan tak akan bisa lari jauh. "Apalagi, tupai, ayam hutan, atau monyet, lebih cepat lagi," katanya.

Bagian tubuh yang terkena anak sumpit hanya perlu dibuang sedikit karena rasanya pahit. Uniknya, hewan tersebut aman jika dimakan. "Mereka yang mengonsumsi daging buruan tak akan sakit atau keracunan," kata Chendana.
Baik hewan maupun manusia, setelah tertancap anak sumpit hanya bisa berlari sambil terkencing-kencing.
"Bukan sekadar istilah, dampak itu memang nyata secara harfiah. Orang atau binatang yang kena anak sumpit, biasanya kejang-kejang sambil mengeluarkan kotoran atau air seni sebelum tewas," tambah Chendana.

Related Posts:

  • Makanan Teraneh di DuniaInilah makanan teraneh di seantero jagad…Bola mata ikan tuna (Jepang dan China) Sate kumbang, kalajengking, kecoa (China)Serangga (Chigaco, USA)Keju Belatung bernama Cazu Marzu (Sardinia, Italy)Tulang muda dari ayam (Beberapa… Read More
  • 10 Binatang Hibrid (Kawin Silang) TerhebohBerikut ini adalah 10 binatang hibrid terheboh di dunia. Beberapa adalah karya alam, dan beberapa adalah kawin silang buatan.Zebroid = Zebra + EquineZebroid adalah kawin silang antara Zebra dan species Equine. Zebroid dikemb… Read More
  • Kuil Yang Seluruhnya Terbuat Dari Kayu Sanctuary of Truth adalah sebuah bangunan yang menyerupai kuil dimana strukturnya semua terbuat dari kayu. Didalam dan diluar bangunan ini dihiasi oleh patung dan ukiran bermotif tradisional Hindu dan Buddha.Banguna… Read More
  • Inilah Whisky Yang Terbuat Dari Air KencingJika anda penggemar Whisky, anda pasti pernah mendengar salah satu merk Whisky yaitu Gilpin Family Whisky. Tapi tahukah anda jika salah satu jenis whisky yang di produksi oleh Gilpin Family Whisky terbuat dari air kencing.… Read More
  • Pintu Neraka di UzbekistanIni dia pintu neraka di Uzbekistan yang sedang dibicarakan banyak orang. Diliat aja ya foto-foto dan video pintu neraka Uzbekistan dibawah tuh. Sangat Menakutkan karena warna lahar api yang bergolak didalamnya. Pintu ata… Read More

BTemplates.com

Categories

Kamera CCTV Palembang

Popular Posts

Blog Archive