DIKUTIP.COM - Berbagai macam jenis seni ukir menjadi salah satu bentuk kekayaan negeri kita. Tak terkecuali seni ukir Meubel Inlay dari Bangkalan Madura, yang dibuat dari kayu jati bekas. Keunikan furniture ini, terletak pada irisan rotan, yang ditanamkan dalam pahatan ukiran, sehingga membentuk motif menarik, dan tentu saja unik.
Seni ukir Meubel Inlay terbuat dari kayu jati bekas yang sudah tua. Kayu jati bekas tersebut dibeli dari warga yang kebetulan membongkar rumah dan hendak dibangun dengan yang lebih baru. Karena kayu bekas, kayu-kayu ini pun harus dibersihkan terlebih dahulu dari paku-paku yang tertancap. Dan selanjutnya dihaluskan.
Barulah kayu jati bekas ini pun dipermak menjadi beragam bentuk meubel. Awalnya dilakukan pemahatan dengan berbagai macam model ukiran. Namun rata-rata berbentuk ukiran bunga. Nah, kemudian pada bekas pahatan ditanamkan batangan rotan, yang telah diserut tipis agar melekat kuat.
Pengrajin Meubel Inlay asal Desa Pocong, Kecamatan Trageh, Nurrohman mengatakan, keunikan Meubel Inlay menjadi ciri khas gaya meubel Madura khas kota Bangkalan. Nama inlay berasal dari ucapan seorang turis manca negara, ketika melihat pertama kali seni ukir ini. Karena kagum sekaligus tidak percaya, turis tersebut bilang, its a lie.
Nurrohman yang tidak mengerti bahasa Inggris, hanya tersenyum. Dan sejak itu pula, lontaran kalimat its a lie tersebut, berubah menjadi inlay, serta menjadi nama seni ukir baru ini.
Awal usahanya pada tahun1994. saat itu ia mencoba mengumpulkan kayu jati bekas dari salah satu rumah kerabatnya, untuk dibentuk menjadi sebuah lemari. Bermodal keahlian melukis dan mengukir, Nurrohman mulai memberi sentuhan berupa gambar motif ukir.
Namun, usahanya tidak berjalan lancar. Pasalnya, bahan yang digunakan untuk menggambar pada lemari buatannya, luntur. Ia memutuskan membuat ukiran menggunakan alat menyerupai pisau kecil yang disebut pahat kayu. Pahat inilah yang dijadikan ‘pena’ untuk mengukir dengan kedalaman mencapai dua milimeter.
Menurut Nurrohman, seni ukir Meubel Inlay, haruslah dari kayu jati tua, meski itu bekas sekalipun. Hal ini dikarenakan, kayu jati tua sudah sangat kering dan tentu saja semakin kuat. “Di sinilah kelebihan dari meubel inlay yang selalu terjaga dan menjadi ciri khasnya”, ujarnya.
Selain dipasarkan secara lokal, hasil kerajinan meubel seni ukir inlay, juga mulai merambah ke Bali. Dari pulau Dewata itulah, meubel seni ukir inlay dipasarkan hingga ke Eropa maupun ke Amerika.
Nurrohman mengakui, hasil kerajinan Meubel Inlay, memang rata-rata diserap oleh kalangan menengah ke atas, karena nilai jualnya yang cukup tinggi, yakni antara Dua Juta hingga Puluhan Juta Rupiah. Untuk satu set produk terdiri dari kursi dan meja tamu, ditawarkan seharga Lima Juta Rupiah.