Virus Flu Burung - Serangan virus avian influenza (AI) atau flu burung hingga kini masih terus menghantui peternakan di 11 kecamatan di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan.
Meski jumlahnya relatif sedikit di banding puncak flu burung pada bulan Juli 2001 lalu, namun serangan tersebut masih menjadi kekhawatiran peternak ayam di sentra peternakan ayam terbesar di Sulawesi Selatan tersebut.
Hingga siang ini, Rabu (3/8/2011), tercatat sudah 215.938 ekor ayam yang mati mendadak karena flu burung. Jenis ayam ras petelur merupakan jenis ayam yang paling banyak diserang yang jumlahnya mencapai 161.584 ekor, disusul ayam ras jenis pedaging 40.005 ekor dan ayam bukan ras 22.593 ekor.
"Sejauh ini flu burung di Kabupaten Sidrap sudah terkendali. Kalaupun masih ada ayam dan jenis unggas lainnya yang mati mendadak karena flu burung, skalanya relatif jauh lebih kecil," Kepala Bidang Peternakan Kabupaten Sidrap Sadelih.
Terpisah, Syamsiah, Petugas Tanggap Flu burung (PSDR) mengatakan, tahun ini merupakan tahun ketiga, Kabupaten Sidrap ditetapkan sebagai wilayah KLB flu burung, yang berawal dari Desa Wanio, Kecamatan Panca Lotang, yang menyerang peternakan ayam petelur milik H Jafar.
"Berawal dari matinya 300 ekor ayam milik Jafar, peternak Wanio. Pengetesan dengan rapid test menunjukkan, kalau ayam-ayam milik warga tersebut positif flu burung. Dari situ, virus dengan cepat meluas hingga ke 11 kecamatan lainnya," paparnya.
Selain dengan penyemprotan, menyelamatkan unggas lainnya yang belum terkena virus, diberikan kunyit dan gula merah dengan cara di minumkan. Hal tersebut terbilang ampuh, selain meminimalisir penggunaan disinvektan yang jumlahnya semakin menipis.
"Kunyit mengandung zat anti oksidan yang berfungsi untuk meminimalisir virus serta zat anti biotik untuk unggas dan gula merah berfungsi untuk menjaga stamina ayam," jelasnya.
[via - kompas.com]