Saat ini banyak kerajinan yang beralih memanfaatkan berbagai macam limbah untuk di jadikan bahan dasar kerajinan. Selain murah, memanfaatkan limbah juga menjadi bentuk kepedulian terhadap lingkungan.
Siapa sangka, jika daun sirsak ternyata bisa menjadi bahan utama sebuah lukisan? Ya, lukisan indah yang berhasil memperoleh pengakuan MURI tersebut di buat dari bahan dasar limbah daun sirsat yang di olah melalui proses pembusukan.
Dari tangan Ratna Septi Anggraeni, guru TK Putri Bangun Kota Pati Jawa Tengah, lukisan indah tersebut di buat. Wanita berusia 36 tahun ini sudah lama menggeluti dunia seni, terutama seni lukis. Kali ini, Alumnus IKIP Malang Fakultas Seni Rupa ini berkreasi bukan dengan tinta atau cat untuk membuat lukisan, melainkan dengan menggunakan daun sirsat.
Menurut Ratna, untuk membuat lukisan dari limbah sirsat tidaklah terlalu sulit, apalagi daun sirsat sangat mudah di temukan. Awalnya daun sirsat yang akan di gunakan terlebih dahulu di rendam dengan air kotor atau air comberan untuk melalui proses pembusukan. Dan hasilnya, daun yang direndam tadi akan terpisah dan hanya menyisakan tulang-tulang daun.
Setelah dikeringkan, kemudian daun tersebut di beri pewarna dengan menggunakan pewarna kain dan di teruskan dengan merangkai daun-daun tersebut untuk membentuk sebuah pola untuk ditempel pada lukisan.
Ide awal membuat lukisan berawal dari pelajaran keterampilan semasa ia sekolah dasar di Pati dulu, namun saat ini keterampilan seperti ini sudah tidak diajarkan lagi bahkan banyak murid yang tidak mengetahui kerajinan dari daun sirsat. Dengan cara inilah ia berusaha kembali mengenalkan kesenian dari daun sirsat agar lebih di kenali lagi. “Awalnya, dari kegiatan belajar mengajar”, ujar Ratna.
Dalam proses pembuatan lukisan, Ratna mengakui menemui berbagai macam kendala, untuk membuat lukisan dengan diameter 75 cm x 1,25 meter ini ia membutuhkan 574 lembar daun sirsat, dan baru dapat diselesaikan selama dua tahun. Hasilnya tidak mengecewakan, bahkan lukisannya terkesan hidup.
Bahkan saat proses pembuatan lukisan yang belum jadi ini sudah pernah di tawar oleh kolektor lukisan seharga dua setengah Juta Rupiah, karena takut di jiplak Ratna enggan melepasnya.
Lukisan dari limbah daun sirsat ini merupakan salah satu contoh karya seni yang memanfaatkan limbah. Tak heran, karya lukisan unik ini tercatat di Musium Rekor Indonesia (MURI) sebagai satu satunya lukisan yang memakai bahan dasar limbah daun sirsat.