
“Dari data yang kami kumpulkan, terjadi peningkatan kasus. Para pelaku mengaku melakukan perbuatan tersebut karena suka menontotn video porno dari internet dah HP,” ungkapnya.
Perbuatanasusila yang dilakukan anak dibawah umur tersebut, kata Rahmat tidak terlepas dari kurangnya pengawasan orang tua serta peran kurangnya pengawasan Dinas Pendidikan terhadap siswa yang rentan melakuakn asusila.
“Seiring perkembangan teknologi, anak-anak dapat dengan mudah mengakses video porno dari hp atau internet. Untuk itu, kita minta supaya orang tua selalu mengawasi anaknya dengan memeriksa HP atau menemaninya bermain internet. Sedangkan Dinas Pendidikan juga wajib melakuakn razia HP milik siswa,” kata Rahmat.
Terkait hukuman yang diberlakukan kepada para pelaku tindakan asusila yang masih dibawah umur, Ramhat mengatakan bahwa pihaknya melakukan proses Diversi dan Restorasi Juntice, dengan mengedepankan prinsip dan kepentingan serta masa depan para pelaku. “Jadi kita akan berusaha menyelesaikan kasus dengan cara kekeluargaan mengingat para pelaku masih dibawah umur dan memiliki masa depan yang panjang,” tuturnya.