Tidak sedikit orang yang merasa takut untuk menikah sehingga pada akhirnya memilih terus-menerus menjadi single. Ketakutan pada pernikahan ini bisa disebabkan karena berbagai hal.
Orang-orang yang takut menikah itu biasanya karena mereka tak mau kehilangan kebebasan. Ada juga yang merasa trauma dan dipaksa untuk berkomitmen.
Bagaimana caranya mengatasi ketakutan pada pernikahan ini? Dikutip dari wikiHow, berikut beberapa tips yang bisa Anda lakukan:
1. Cari tahu apa yang menjadi ketakutan Anda.
Sebenarnya sebagian orang yang takut itu, bukan khawatir pada pernikahannya. Mereka tidak berani menghadapi atau menjalani apa yang akan terjadi setelah pernikahan itu berlangsung. Orang-orang tersebut juga tidak siap menghadapi potensi adanya kegagalan dalam pernikahan itu.
2. Pahami dan hadapi ketakutan tersebut.
Jika Anda takut menikah karena merasa trauma, misalnya orangtua Anda memiliki pernikahan yang tidak berjalan baik, pahamilah kalau setiap pernikahan itu berbeda. Bukan berarti Anda akan menjalani nasib serupa hanya karena memiliki orangtua yang bercerai.
Kalau Anda khawatir pernikahan tersebut akan berakhir pada perceraian, coba pikirkan apa yang bisa Anda lakukan agar hal itu tidak terjadi. Bayangkan semua skenario yang Anda takutkan, lalu bagaimana cara Anda menghadapi situasi tersebut untuk membuatnya menjadi lebih baik.
Berbicara pada pasangan juga bisa jadi salah satu cara untuk menghadapi ketakutan tersebut. Perlu diingat, membicarakan ketakutan tersebut tidak akan membuat Anda dianggap lemah oleh pasangan. Justru dengan berkomunikasi mengenai ketakutan itu, hubungan Anda dan pasangan bisa jadi lebih kuat.
3. Putuskan apakah memang pria yang saat ini Anda pacari adalah orang yang bisa menemani Anda sepanjang hidup.
Sebaiknya tentu saja, pria tersebut dipilih bukan karena terpaksa. Bisa saja bukan pernikahan yang membuat Anda takut, tapi justru orang yang Anda pilih untuk menjadi suami itu.
4. Sadari kalau sebuah pernikahan tidak bisa berjalan sempurna setiap harinya.
Anda bukanlah orang yang sempurna, begitu juga si dia. Kalau Anda terus menunggu orang yang bisa membuat hidup bahagia terus sepanjang hari, Anda tidak akan pernah siap berkomitmen atau menikah. Hal itu karena orang yang Anda cari itu hanya ada di dalam mimpi.
Pernikahan itu butuh kerja keras antara dua orang yang ada di dalamnya. Jika Anda menikah dengan terlalu banyak ekspetasi, Anda bisa merasa sedih saat apa yang diharapkan itu ternyata tidak terjadi. Bersiaplah untuk menghadapi segala cobaan, tapi bukan berarti Anda menyerah. Justru berusaha lah bersama pasangan bagaimana menjalani cobaan tersebut.
5. Duduk bersama dan rencanakan.
Sebelum menikah, berkomunikasi lah dengan pasangan soal bagaimana masa depan Anda dan dia nantinya. Bicarakan berapa anak yang kalian ingin miliki? Bagaimana mengatur keuangan? Apakah Anda boleh tetap bekerja? Di mana Anda dan dia akan tinggal? dan berbagai hal lainnya yang memang Anda rasa perlu didiskusikan.
Jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut bisa membuat Anda lebih memiliki bayangan seperti apa pernikahan Anda nantinya. Anda pun bisa tahu apakah si dia punya pemahaman yang sama atau tidak soal berbagai hal yang ditanyakan di atas. Kalau ternyata ada beberapa yang tidak sejalan, bukan berarti Anda tidak bisa menikah dengannya. Justru carilah jalan keluar bagaimana mengatasi perbedaan pandangan tersebut.
6. Mengobrol dengan teman.
Selain dengan pasangan, cara lain yang juga bisa Anda lakukan untuk mengatasi ketakutan pada pernikahan adalah mengobrol dengan teman. Tapi sebaiknya teman yang diajak berbicara ini memiliki pernikahan bahagia. Dengarkan bagaimana mereka mengatasi konflik dengan pasangannya dan apa saja hal membahagiakan yang didapat.
Orang-orang yang takut menikah itu biasanya karena mereka tak mau kehilangan kebebasan. Ada juga yang merasa trauma dan dipaksa untuk berkomitmen.
Bagaimana caranya mengatasi ketakutan pada pernikahan ini? Dikutip dari wikiHow, berikut beberapa tips yang bisa Anda lakukan:
1. Cari tahu apa yang menjadi ketakutan Anda.
Sebenarnya sebagian orang yang takut itu, bukan khawatir pada pernikahannya. Mereka tidak berani menghadapi atau menjalani apa yang akan terjadi setelah pernikahan itu berlangsung. Orang-orang tersebut juga tidak siap menghadapi potensi adanya kegagalan dalam pernikahan itu.
2. Pahami dan hadapi ketakutan tersebut.
Jika Anda takut menikah karena merasa trauma, misalnya orangtua Anda memiliki pernikahan yang tidak berjalan baik, pahamilah kalau setiap pernikahan itu berbeda. Bukan berarti Anda akan menjalani nasib serupa hanya karena memiliki orangtua yang bercerai.
Kalau Anda khawatir pernikahan tersebut akan berakhir pada perceraian, coba pikirkan apa yang bisa Anda lakukan agar hal itu tidak terjadi. Bayangkan semua skenario yang Anda takutkan, lalu bagaimana cara Anda menghadapi situasi tersebut untuk membuatnya menjadi lebih baik.
Berbicara pada pasangan juga bisa jadi salah satu cara untuk menghadapi ketakutan tersebut. Perlu diingat, membicarakan ketakutan tersebut tidak akan membuat Anda dianggap lemah oleh pasangan. Justru dengan berkomunikasi mengenai ketakutan itu, hubungan Anda dan pasangan bisa jadi lebih kuat.
3. Putuskan apakah memang pria yang saat ini Anda pacari adalah orang yang bisa menemani Anda sepanjang hidup.
Sebaiknya tentu saja, pria tersebut dipilih bukan karena terpaksa. Bisa saja bukan pernikahan yang membuat Anda takut, tapi justru orang yang Anda pilih untuk menjadi suami itu.
4. Sadari kalau sebuah pernikahan tidak bisa berjalan sempurna setiap harinya.
Anda bukanlah orang yang sempurna, begitu juga si dia. Kalau Anda terus menunggu orang yang bisa membuat hidup bahagia terus sepanjang hari, Anda tidak akan pernah siap berkomitmen atau menikah. Hal itu karena orang yang Anda cari itu hanya ada di dalam mimpi.
Pernikahan itu butuh kerja keras antara dua orang yang ada di dalamnya. Jika Anda menikah dengan terlalu banyak ekspetasi, Anda bisa merasa sedih saat apa yang diharapkan itu ternyata tidak terjadi. Bersiaplah untuk menghadapi segala cobaan, tapi bukan berarti Anda menyerah. Justru berusaha lah bersama pasangan bagaimana menjalani cobaan tersebut.
5. Duduk bersama dan rencanakan.
Sebelum menikah, berkomunikasi lah dengan pasangan soal bagaimana masa depan Anda dan dia nantinya. Bicarakan berapa anak yang kalian ingin miliki? Bagaimana mengatur keuangan? Apakah Anda boleh tetap bekerja? Di mana Anda dan dia akan tinggal? dan berbagai hal lainnya yang memang Anda rasa perlu didiskusikan.
Jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut bisa membuat Anda lebih memiliki bayangan seperti apa pernikahan Anda nantinya. Anda pun bisa tahu apakah si dia punya pemahaman yang sama atau tidak soal berbagai hal yang ditanyakan di atas. Kalau ternyata ada beberapa yang tidak sejalan, bukan berarti Anda tidak bisa menikah dengannya. Justru carilah jalan keluar bagaimana mengatasi perbedaan pandangan tersebut.
6. Mengobrol dengan teman.
Selain dengan pasangan, cara lain yang juga bisa Anda lakukan untuk mengatasi ketakutan pada pernikahan adalah mengobrol dengan teman. Tapi sebaiknya teman yang diajak berbicara ini memiliki pernikahan bahagia. Dengarkan bagaimana mereka mengatasi konflik dengan pasangannya dan apa saja hal membahagiakan yang didapat.