13119229292137334972 Kondisi fisik ku hari ini adalah ” lelah ” dan ” bahagia “
Tim Nasional Indonesia untuk babak penyisihan kualifikasi piala dunia akhirnya lolos ke putaran berikutnya.
Dan sejarah ini mengulang kembali di era tahun ‘86, lama juga ya…
Mau menulis tentang  ulasan pertandingan kemarin kurasa sudah banyak yang menuliskan jadi ku putuskan untuk menulis bagaimana polah tingkah para suporter bola kemarin.
Kami datang dengan semangat antusias dengan harapan timnas akan lolos ke putaran penyisihan berikutnya.
Satu hal yang membuatku terkesan dengan olah raga satu ini adalah ” BOLA bukan sekedar olah raga biasa, namun bola adalah pemersatu kami seluruh bangsa…” kalimat ini amat keren buatku.
Datang dan memenuhi stadion senayan kemarin kami seluruh pendukung timnas  disatukan dengan seluruh kostum merah dan putih.
Buatku sepakbola merupakan bahasa universal yang dapat mengkomunikasikan semua orang di dunia, bahkan penjuru hingga pelosok, baik itu di desa dan di kota bahkan di sudut-sudut kehidupan yang tak terlihat, semua akan besatu hanya karena Bola.
Dan Sepakbola yang medamaikan segala macam perbedaan dan dendam.
Karena itu semua terbukti kemarin, seluruh suporter dari setiap klub datang dengan satu tujuan yaitu Garuda di Dadaku.
Sebelum pertandingan di mulai ada saja antraksi yang di lakukan para suporter timnas ini… kebetulan duduk berdekatan denga para Jackmania ada suatu hikmah yang saya ambil dari mereka.
1311906072686216757( gaya suporter saat kandang lawan kebobolan dengan gol dari timnas)
Dari awal mulai memasuki gelanggang senayan ini para Jack-Mania yang membawa atribute timnas dengan bendera orange meneriakan yel-yel dan lagu-lagu Nasional serta lagu kebesaran untuk olah raga bola yaitu Garuda di Dada ku
Prestasi Tim Garuda, bukan hanya luar biasa mengalahkan lawan-lawannya di lapangan, tapi juga membangkitkan Nasionalisme yang besar atas bangsa ini. Lagu “Garuda di Dadaku” dinyanyikan dimana-mana. Besar, kecil ,tua ,muda, laki-laki, perempuan semuanya terbius dengan prestasi timnas. Bahkan ada para karyawan bank swasta yang bersama-sama menonton pertandingan timnas di GBK dengan memakai baju batik. Hampir semua bangga dengan timnas, mereka memakai atribut timnas, kaos, topi, syal, bendera merah putih dan segala macam atribut yang menunjukkan nasionalisme atas bangsa ini.
Semua perbedaan yang hadir dalam GBK kemarin lebur menjadi satu persamaan. Tidak terasa lagi garis-garis pemisah warna kulit. Hitam, coklat, sawo matang, putih atau mungkin warna lain. Ketika itu terlihat bahasa bola secara efektif menyatukan semua gelombang manusia itu.
Apa yang menarik di sini? Yang menarik adalah fakta bahwa bola ternyata meniadakan perbedaan, menihilkan ideologi yang saling bertentangan. Sepakbola mengembalikan hakikat.
Tidak ada sedikitpun kalimat hujat menghujat. siapa kamu dan apa yang istimewa darimu, karena bola kami bersatu untuk bersama mendukung timnas kami. Nasionalisme kembali bangkit.
Dan yang amat mengharukan buatku adalah, di mana telah beberapa puluh tahun aku sudah tak menyanyikan Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan ku namun ada yang berbeda dengan ku kemarin, aku kembali menyanyikan lagu itu, dan jujur semua rasa Nasionalisme ku keluar, sedikitpun tidak ada rasa malu atau jaim meski dengan atribute kefeminimanku, aku berbaur dengan seluruh suporter menyanyikan lagu tersebut dengan penuh khidmat dan membahana dan tangan mengepal di dada.
Bahasa sepakbola mengandung banyak hal, dan salah satu pengikatnya adalah impian akan kemenangan tim kesayangan, dan banyak hal-hal seru yang kudapati kemarin, seperti saat tim garuda mendapat tekanan di babak kedua, kami seluruh suporter menyanyikan lagu penuh khidmat yang bertujuan untuk membangkitkan kembali tim Garuda Indonesia.
Satu kisah yang pernah aku ingat tentang sepak bola adalah saat keberangkatan Brazil ke Perancis untuk mengikuti Piala Dunia 1998 seluruh rakyat mendoakan mereka dan ketika pesawat itu mengudara, seorang presenter TV-Globo berkata
“Itu bukanlah pesawat dengan dua puluh dua atlit yang sedang berangkat. Di sinilah sesungguhnya berangkat sebuah impian (rakyat Brazil) yang menyamar sebagai sebuah kesebelasan sepakbola…”
Kisah yang amat sarat akan pesan nasionalisme dan kesatuan. Dan itupun terwujud kemarin sore hari di GBK saat kami seluruh suporter timnas Garuda bersama melebur menjadi satu dengan kostum merah putih untuk datang memberikan dukungan penuh kepada timnas, dan timnas pun mewujudkan impian kami masyarakat Indonesia.
BRAVO timnassemoga di putaran berikutnya kalian lebih semangat lagi, dan menjadikan bola sebagai pemersatu dari seluruh perbedaan.
13119061681354660314( bergaya dahulu sebelum pertandingan di mulai, kami keluarga pecinta bola )

BTemplates.com

Categories

Kamera CCTV Palembang

Popular Posts

Blog Archive