Dengan sedikit kreativitas, limbah sedotan minuman ternyata bisa disulap menjadi mainan miniatur bianglala. Selain mengurangi sampah, upaya tersebut mampu memberikan nilai jual terhadap limbah atau sampah.
Adalah Nunung Priatna, warga Babakan Sawah, Babakan Ciparay, Bandung, Jawa Barat, mampu mengubah limbah atau sampah menjadi barang yang memiliki nilai jual berkat kekreatifanya. Lebih dari lima tahun, bapak lima anak tersebut, menekuni bidang kerajinan tangan dari sedotan minuman.
Selain bianglala, Enung (panggilan akrab Nunung Priatna) juga membuat ayunan, seluncuran, rumah-rumahan dan berbagai miniatur barang yang unik dan menarik.
Cukup mudah membuat kerajinan ini. Awalnya setiap sedotan di lubangi sesuai pola yang diinginkan. Setelah itu, sedotan lain di masukan kedalam lubang sedotan yang sebelumnya dibuat untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan. Selesai dirangkai, ujung sedotan di bakar menggunakan lilin agar rangkaian tidak lepas dari posisinya.
Untuk membuat satu mainan miniatur biang lala, Enung membutuhkan sedikitnya 25 sedotan. Setiap mainan minimal dihargai 3 Ribu Rupiah atau lebih tergantung tingkat kesulitan dan ukurannya.
Menurut Enung, awalnya ia melihat sedotan berserakan di sekitar rumahnya, lantas ia tertarik untuk merangkai sampah sedotan untuk dijadikan mainan. Ia tertarik membuat mainan dari sedotan karena selain murah dan mudah di rekayasa, sedotan juga sudah memiliki warna tersendiri.
Hasil karya Enung dipasarkan oleh dirinya sendiri secara berkeliling. Selain di sekolah-sekolah serta tempat-tempat keramaian lainnya.
Tidak sedikit warga yang berminat dan tertarik dengan hasil karya Enung. Bahkan orang dewasa pun tertarik untuk membelinya.
Karena keterbatasan pemasaran, Enung hanya mampu memasarkan miniatur ini hanya di kota Bandung, meski tidak sedikit orang yang membelinya berasal dari luar kota seperti Jakarta.