DIKUTIP.COM - Setelah semua upaya dilakukan. Setelah  semua pengorbanan diberikan. Setelah semua doa dipanjatkan. Selebihnya  adalah mengharapkan keajaiban. Sudah banyak bukti keimanan menciptakan  hal-hal ajaib. Sejarah  orang-orang beriman sendiri banyak dipenuhi dengan kejadian-kejadian  ajaib dan di luar prediksi nalar manusia. Allah memberikan karunia  keajaiban itu kepada mereka sebagai bukti dukungan-Nya kepada perjuangan  mereka menegakkan kebenaran dan mempertahankannya. 
Setelah  melakukan perdebatan raja Fir’aun yang menegangkan urat syaraf, lalu  dilanjutkan dengan adu kehebatan antara nabi Allah Musa as. melawan para  tukang sihirnya dalam rangka membela kebenaran dan menyelamatkan Bani  Israel dari perbudakan raja Fir’aun. Keajaiban pun terjadi. Seorang nabi  Musa berhasil mengalahkan kehebatan para tukang sihir itu; ular-ular  tukang sihir mereka dilumat habis oleh ular Musa as dan mereka pun  menyatakan keimanannya kepada Tuhannya Musa dan Harun. 
Peristiwa  tidak berhenti di situ, raja Fir’aun yang dipermalukan di depan  rakyatnya pun murka dan hendak membinasakan mereka semua; Musa dan Bani  Israel. Lalu tejadilah peristiwa pengejaran terhadap Musa dan kaumnya  hingga pelarian mereka terhadang oleh bentangan laut Merah di hadapan  mereka. Logika manusia mengatakan, mereka akan segera tertangkap lalu  menjadi bulan-bulanan amukan Fir’aun dan tentaranya.
Untuk  kesekian kalinya Allah menurunkan keajaiban-Nya kepada mereka. Laut  yang menghadang itu kemudian terbelah oleh hentakan tongkat Musa as. dan  mereka pun menyebranginya laksana menyeberangi daratan. 
“Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Yang  dimaksud dengan tentara langit dan bumi ialah penolong yang dijadikan  Allah swt. untuk orang-orang mukmin seperti malaikat-malaikat,  binatang-binatang, angin taufan dan sebagainya. Seperti pada perang  Badar, di mana Allah menurunkan para malaikat untuk membantu perjuangan  kaum muslimin. Allah mengisahkan:
“(Ingatlah),  ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya  bagimu: “Sesungguhnya aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu  dengan seribu Malaikat yang datang berturut-turut.” (Al-Anfal: 9)
Murdifin  artinya malaikat yang diperbantukan Allah secara berkelompok dan  bergelombang, satu kelompok datang lalu disusul oleh kelompok lain. Itu  terasa lebih menakutkan musuh.
Perang  Badar adalah peristiwa besar yang penuh dengan keajaiban. Jumlah  pasukan yang tidak berimbang antara kaum muslimin dan kafir Quraisy,  senjata yang tidak sebanding, perbekalan yang jauh lebih sedikit  ketimbang lawan. Logika kita memahami bahwa 1 orang melawan 3 hanyalah  tindakan bunuh diri. 314 pasukan dan 2 kuda perang Islam, melawan 950  pasukan dengan 200 kuda kafir Quraisy.
Rasulullah  saw. menghabiskan malam itu dalam zikir kepada Allah swt., tasbih, dan  doa. Agar Allah swt. berkenan menurunkan pertolongan-Nya kepada kelompok  kecil ini. Sekelompok yang membela agamanya dan kehormatannya.  Rasulullah saw. terus menerus berdoa dan bermunajat kepada Tuhannya  sampai jubahnya terjuntai jatuh dari pundaknya. Terharu melihat kondisi  beliau Abu Bakar ra. mengangkat jubah itu lalu meletakkannya kembali di  pundak beliau sembil berkata:
“Tenang  ya Rasulullah. Cukuplah kiranya engkau bermunajat kepada Tuhanmu. Allah  telah menjanjikanmu salah satu dari dua kelompok itu.”
Lalu perang tanding pun dimulai. Rasulullah tak henti-hentinya bermunajat kepada Allah:
“Ya Allah, jika pasukan ini kalah. Engkau tidak akan disembah lagi di muka bumi ini setelah ini.”
Begitulah  dukungan dan pertolongan Allah selalu datang kepada orang-orang yang  beriman. Di sepanjang sejarah perjuangan wali-wali Allah itu. Tidak  hanya perjuangan di medan perang. Bahkan semua medan perjuangan di jalan  Allah yang tujuannya menegakkan kebenaran dan kalimat Allah di muka  bumi. Perjuangan dakwah, pendidikan, bahkan politik. Ketika cita-cita  perjuangannya adalah mendamba ridha Allah.
Keikhlasan,  totalitas perjuangan, keteladanan pemimpin dan ketaatan tentara,  kerendahan diri di hadapan Allah, kekuatan ruhiyah, totalitas dalam  tawakal adalah deretan kata kunci untuk memancing pertolongan Allah  swt., agar berkenan menurunkan tentara-Nya memenangkan kebenaran.  Wallahu A’lam
| GO | 
Administrator