Tak hanya kota Pekalongan atau Solo yang memiliki perajin batik khas kota tersebut. Kota Situbondo Jawa Timur juga memiliki batik khas kota santri bernaa Batik Lente yang di dominasi motif kerang laut dan daun bakau sebagai cirri khasnya.
Masyarakat Situbondo menyebutnya dengan “batik lente”. Sebab awal mula nenek moyang mereka membuat batik ini menggunakan lidi (bahasa madura lente). Seiring bergulirnya waktu, lidi pun diganti dengan canting batik.
Sentra pengraji batik lente berada di Desa Selowogo, Kecamatan Bungatan. Meski sempat vakum sejak tahun 2002 lalu akibat musibah banjir bandang yang menerjang kawasan kota Situbondo hingga memporak porandakan usaha kecil mereka, Namun seiring perkembangan waktu, batik lente, lambat laun kembali menggeliat.
Konon, Nenek moyang mereka yang pertama kali membatik melihat potensi Situbondo yang hampir sebagian wilayahnya berada di kawasan pantai, menjadikannya sebagai ide motif batik. Di berilah motif batik Situbondo itu dengan gambar kerang dan daun bakau.
Harga perhelai batik lente di jual dengan harga variatif dari 150 Ribu hingga 250 Ribu Rupiah tergantung motif dan jenis kainnya.
Selain memenuhi permintaan dalam kota Situbondo, pemasaran batik lente juga merambah hingga ke Probolinggo, Jember, Bondowoso dan Madura.
Untuk membuat batik lente hamper sama dengan membatik pada umumnya. Pertama membuat sketsa batik diatas kain putih. Kemudian sketsa itupun di batik. Usai kain dibatik. Langkah selanjutnya menghilangkan malam ( lilin cair) untuk membatik dengan mencucinya di atas air yang mendidih. Usai dibersihkan. Batikpun di keringkan di terik matahari sembari kain batik di bersihkan dari bercak bercak kotoran.
Corak dan motif batik lente sangat khas. Yakni menonjolkan motif kerang dan daun bakau yang tidak di temui di berbagai daerah lain. Hal inilah yang mendorong batik lente menjadi ikon tersendiri bagi kota Situbondo.