Sifat umum pada pria adalah melupakan hal kecil dan selalu fokus pada hal besar. Keluhan perempuan kadang bersifat sepele dan membuat pria jengah. Meskipun pria tak ambil pusing, dan seringkali lupa pada apa yang Anda keluhkan namun, tetap saja sejumlah hal mengganggu pikiran pria dan tak tahu bagaimana menghadapinya. Simak kata yang dilontarkan perempuan dan bagaimana pria menanggapinya, terutama dalam rumah tangga.
'Keluargamu membenci aku'
Suami menanggapi kata-kata ini dengan persepsi bahwa keluarganya menyebalkan, dan pasangannya menuduh si pria bersalah karena membuat keluarganya membenci sang wanita. Saat perempuan seringkali bicara tentang hubungan, pria fokus kepada penyelesaian masalah. Kata 'Kamu' membuat pria merasa diserang. Padahal maksud Anda ingin didengarkan pasangan dan membahas masalahnya. Katakan dengan lebih jelas, misalkan, 'Saya ingin sekali dekat dengan keluargamu, bagaimana caranya ya?'
'Saya pikir kamu butuh pekerjaan baru'
Pria menanggapi pernyataan ini dengan menganggap dirinya pecundang. Lantas dia akan berpikir, pasangannya menyesal menikahi lelaki yang tidak mampu menghasilkan banyak uang. Pria cenderung membenci kegagalan. Sisi maskulin pria akan terusik jika perkataan pasangan cenderung menjatuhkan dirinya. Terutama terkait dengan pendapatan yang tidak lebih baik dari harapan. Lebih baik bicarakan pada pasangan, bagaimana solusi bersama.
'Seandainya kamu punya lebih banyak waktu dengan anak-anak'
Suami lantas menganggap dirinya ayah yang buruk untuk anak-anaknya. Suami Anda bisa jadi tidak nyaman bersama anak-anak, karena Anda selalu mengkritik kemampuannya dalam mengasuh. Pria lebih senang ditanya apa pendapatnya, karena hal ini membangun rasa percaya dirinya. Kurangi sikap menghakimi suami dalam mengasuh anak. Katakan padanya, 'anak-anak senang bersama denganmu. Aktivitas apa yang tepat buat kamu dan anak-anak ya?'
'Aku harus mengerjakan semua pekerjaan rumah'
Suami Anda menganggap dirinya pemalas dengan pernyataan tersebut. Pria memang kurang memiliki empati. Jadi jika Anda mengatakan itu, jangan harap suami akan menyadari dan mengakui bahwa Anda sudah kelelahan. Anda perlu juga menyadari bentuk kontribusi suami, misalkan membuang sampah. Berikan perhargaan atas usahanya, dan mulai bicarakan membuat pembagian kerja.
'Kamu lebih sering bepergian dengan teman daripada dengan aku'
Persepsi suami adalah menganggap dirinya lebih senang bersama teman daripada istri. Suami kemudian berpikir Anda tidak menghargai waktu yang ia habiskan bersama Anda. Lebih baik katakan kepada suami bahwa Anda menghargai pertemanannya, namun Anda cemburu. Katakan juga Anda ingin sekali menghabiskan waktu bersama. Lakukan saja aktivitas yang biasa suami lakukan bersama temannya, ini akan lebih menyenangkan.
'Kamu tak pernah bicara tentang apapun'
Hubungan bermasalah seakan penyebabnya adalah suami Anda. Ini yang ditangkap oleh suami ketika Anda katakan hal tersebut. Perempuan cenderung mengakumulasi masalah, sedangkan pria lebih sering menyelesaikan satu per satu. Bicarakan masalah per kasus. Jika soal pekerjaan, tanyakan kepada suami apa yang membuatnya terlihat stres. Hal ini menunjukkan Anda bersedia membantu apapun masalahnya.
'Kamu tidak menghargai saya'
Suami mendengar kata ini dan merekamnya sebagai keluhan bahwa dia tidak mencintai Anda. Pria lebih sering memberikan apresiasi kepada pasangan dengan tindakan, sedangkan wanita dengan ucapan. Bicarakan kepada suami betapa Anda membutuhkan penghargaan dari Anda. Ajak suami untuk temukan bagaimana caranya.
'Kamu tak pernah mau berkumpul dengan temanku'
Suami Anda menanggapinya dengan memahami bahwa dia tidak mengerti apa yang Anda butuhkan. Jika Anda ingin suami bergabung bersama teman, fokus pada kebaikan apa yang bisa Anda berdua dapatkan. Katakan saja, teman Anda sangat ingin mengenal suami lebih jauh dan Anda sangat menghargai jika Anda bersedia luangkan waktu bersama.
'Kamu selalu sibuk bekerja'
Anda seperti menganggap suami lebih peduli kepada pekerjaan daripada diri Anda. Sebenarnya suami tahu bahwa Anda tak senang dengan kesibukannya. Namun daripada membuatnya merasa bersalah, sebaiknya bicarakan bagaimana dampaknya terhadap Anda. Cari solusi bersama agar hubungan menjadi lebih seimbang.