1.Stadion Jalak Harupat
Letak : Kab.Bandung, Jawa Barat
Dibangun : Januari 2003
Kandang : Persikab Kab.Bandung (Divisi 1), Pelita Jaya (Super Liga), Persib Bandung (Super Liga).
Kapasitas : 40.000 Penonton
Tipe Stadion : Stadion Sepakbola Lama.
Sejarah Singkat
Stadion Jalak Harupat adalah suatu stadion olahraga yang berlokasi di desa Kopo dan Cibodas, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung. Nama Si Jalak Harupat diambil dari julukan salah seorang pahlawan dari Bandung yaitu Otto Iskandardinata.
Kini stadion tersebut menjadi milik dari Pemerintah Kabupaten Bandung. Persikab, yang merupakan wakil Kabupaten Bandung di Liga Indonesia menjadikan stadion tersebut sebagai kandangnya, walau kadang-kadang Persib atau tim-tim lainnya juga turut menggunakannya.
Stadion ini dibangun mulai Januari 2003 pada saat Kabupaten Bandung dipimpin oleh bupati Obar Sobarna dengan biaya 67,5 miliar rupiah dari APBD Kabupaten Bandung. Selanjutnya diresmikan pada hari jadi Kabupaten Bandung ke 364, tanggal 26 April 2005 oleh Agum Gumelar yang menjabat sebagai Ketua Umum Komite Olahraga
2.Stadion Sangraha Pelita Jaya (Lebak Bulus)
Kota : Jakarta, DKI Jakarta Raya
Dibangun :--
Kandang : Persija Jakarta (Super Liga)
Kapasitas : 16.000 Penonton.
Tipe Stadion : Stadion Sepakbola Modern.
Kategori : C+
Sejarah Singkat
Stadion Sangraha Pelita Jaya atau yang lebih di kenal dengan nama Stadion Lebak Bulus adalah stadion di kelurahan Lebak Bulus kecamatan Cilandak, Kotamadya Jakarta Selatan, yang sebagai markas klub Divisi Utama Persija Jakarta, dulu stadion ini merupakan markas Pelita Jaya. Stadion ini berkapasitas 20.000 orang. Stadion ini pun pernah menyelenggarakan kualifikasi Piala Asia Usia Di Bawah 16 Tahun dalam Grup G.
3.Stadion Siliwangi
Kota : Bandung, Jawa Barat
Dibangun : Tahun 1954 (Diresmikan 24 Maret 1956)
Kandang : Persib Bandung (Super Liga)
Kapasitas : 25.000 penonton
Tipe Stadion : Stadion Sepakbola Lama.
Kategori : C+
Sejarah Singkat
Stadion Siliwangi yang berada di Jln. Lombok Bandung, saat berdirinya memang lebih diperuntukkan bagi pembinaan jasmani anggota Kodam III/Siliwangi. Hal tersebut karena memang Stadion Siliwangi adalah milik Kodam III/Siliwangi, bukan milik Pemprov Jabar atau Pemkot Bandung. Seiring belum dimilikinya stadion yang lebih representatif di Kota Bandung untuk menggelar kegiatan olahraga yang besar, stadion dengan kapasitas sekitar 25.000 penonton tersebut seolah identik dengan kandang Persib Bandung. Bahkan ada pemeo yang mengatakan, “Jangan pernah merasa menjadi bobotoh bila belum pernah menonton secara langsung ‘Sang Maung’ di Stadion Siliwangi”.
Mungkin banyak yang belum tahu bila stadion kebanggaan warga Kota Bandung ini dibangun untuk memperingati peristiwa Bandung Lautan Api (BLA) pada 24 Maret 1946. Atau bahkan mungkin ada yang belum mengetahui bila Stadion Siliwangi sebenarnya dibangun untuk didedikasikan kepada 200.000 warga Kota Bandung yang telah merelakan segala hartanya yang habis terbakar dalam peristiwa BLA. Tepatnya setelah 8 tahun peristiwa itu, atas prakarsa Panglima Tentara dan Teritorium III, Kolonel Inf A.E. Kawilarang (Pangdam Siliwangi pertama) dimulailah pembangunan stadion untuk kegiatan olahraga warga Kota Bandung dan untuk latihan para tentara Siliwangi.
Dibangun di atas tanah milik Kodam, biaya pembangunan terkumpul dari potongan gaji para tentara dan pegawai Kodam selama 2 tahun. Sejumlah sen yang ada di belakang gaji para tentara dan pegawai itulah yang dipotong. Dan karena kondisi tanah di Kota Bandung yang liat maka setiap hari dua kompi angkatan darat pun terpaksa harus mengambil tanah dari Lembang untuk beberapa minggu.
Dengan segala kerja keras dan semangat Siliwangi, akhirnya hanya dalam jangka 2 tahun stadion itu dapat diselesaikan. Tapi saat itu hanya ada tribun utama dan terbuat dari kayu.
Tepat pada 24 Maret 1956 stadion diresmikan oleh Panglima Kawilarang. Sebagai hiburan, diadakan pertandingan persahabatan antara Persib Bandung melawan Persija Jakarta. Pada 1961, stadion ini pun menjadi tempat diselenggarakannya Pekan Olahraga Nasional (PON) V yang dibuka oleh Presiden Soekarno.
4.Stadion Gelora Bung Karno
Kota : Jakarta, DKI Jakarta Raya
Dibangun : 8 Februari 1960 (Renovasi 2007)
Kandang : Tim Nasional Indonesia
Kapasitas : 88.083 tempat duduk.
Tipe stadion : Stadion Sepakbola Lama.
Kategori : A
Sejarah Singkat
Gelanggang Olahraga (Gelora) Bung Karno adalah sebuah kompleks olahraga serbaguna di Senayan, Jakarta, Indonesia. Kompleks olahraga ini dinamai untuk menghormati Soekarno, Presiden pertama Indonesia, yang juga merupakan tokoh yang mencetuskan gagasan pembangunan kompleks olahraga ini. Dalam rangka de-Soekarnoisasi, pada masa Orde Baru, nama kompleks olahraga ini diubah menjadi Istora Senayan. Setelah bergulirnya gelombang reformasi pada 1998, nama kompleks olahraga ini dikembalikan kepada namanya semula melalui Surat Keputusan Presiden No. 7/2001.[1]. Dengan kapasitas sekitar 100.000 orang, stadion yang mulai dibangun pada pertengahan tahun 1958 dan penyelesaian fase pertama-nya pada kuartal ketiga 1962 ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Menjelang Piala Asia 2007, dilakukan renovasi pada stadion yang mengurangi kapasitas stadion menjadi 88.083 penonton.
Pembangunannya didanai dengan kredit lunak dari Uni Soviet sebesar 12,5 juta dollar AS yang kepastiannya diperoleh pada 23 Desember 1958.
5.Stadion Gelora Sriwijaya
Kota : Palembang, Sumatera Selatan
Dibangun : Tahun 2001
Kandang : Sriwijaya FC (Super Liga)
Kapasitas : 40.000 tempat duduk
Tipe Stadion : Stadion Sepakbola Lama.
Kategori : A
Sejarah Singkat
Stadion Gelora Sriwijaya yang terletak di daerah jakabaring Palembang ini merupakan salah satu stadion besar di Indonesia. Dibangun dalam rangka persiapan Sumatera Selatan sebagai tuan rumah PON XVI 2004, menunjukan keseriusan daerah ini dalam menyambut dan menyukseskan event empat tahunan tersebut. Dan kini pasca PON stadion ini digunakan klub juara Copa Indonesia dan juara Liga Indonesia 2007, Sriwijaya FC sebagai kandang klub tersebut.
Stadion ini juga pernah digunakan sebagai tuan rumah pertandingan kualifikasi dan perebutan tempat ke-3 Piala Asia 2007 mewakili stadion Indonesia selain Gelora Bung Karno.
Dibangun : Januari 2003
Kandang : Persikab Kab.Bandung (Divisi 1), Pelita Jaya (Super Liga), Persib Bandung (Super Liga).
Kapasitas : 40.000 Penonton
Tipe Stadion : Stadion Sepakbola Lama.
Sejarah Singkat
Stadion Jalak Harupat adalah suatu stadion olahraga yang berlokasi di desa Kopo dan Cibodas, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung. Nama Si Jalak Harupat diambil dari julukan salah seorang pahlawan dari Bandung yaitu Otto Iskandardinata.
Kini stadion tersebut menjadi milik dari Pemerintah Kabupaten Bandung. Persikab, yang merupakan wakil Kabupaten Bandung di Liga Indonesia menjadikan stadion tersebut sebagai kandangnya, walau kadang-kadang Persib atau tim-tim lainnya juga turut menggunakannya.
Stadion ini dibangun mulai Januari 2003 pada saat Kabupaten Bandung dipimpin oleh bupati Obar Sobarna dengan biaya 67,5 miliar rupiah dari APBD Kabupaten Bandung. Selanjutnya diresmikan pada hari jadi Kabupaten Bandung ke 364, tanggal 26 April 2005 oleh Agum Gumelar yang menjabat sebagai Ketua Umum Komite Olahraga
2.Stadion Sangraha Pelita Jaya (Lebak Bulus)
Kota : Jakarta, DKI Jakarta Raya
Dibangun :--
Kandang : Persija Jakarta (Super Liga)
Kapasitas : 16.000 Penonton.
Tipe Stadion : Stadion Sepakbola Modern.
Kategori : C+
Sejarah Singkat
Stadion Sangraha Pelita Jaya atau yang lebih di kenal dengan nama Stadion Lebak Bulus adalah stadion di kelurahan Lebak Bulus kecamatan Cilandak, Kotamadya Jakarta Selatan, yang sebagai markas klub Divisi Utama Persija Jakarta, dulu stadion ini merupakan markas Pelita Jaya. Stadion ini berkapasitas 20.000 orang. Stadion ini pun pernah menyelenggarakan kualifikasi Piala Asia Usia Di Bawah 16 Tahun dalam Grup G.
3.Stadion Siliwangi
Kota : Bandung, Jawa Barat
Dibangun : Tahun 1954 (Diresmikan 24 Maret 1956)
Kandang : Persib Bandung (Super Liga)
Kapasitas : 25.000 penonton
Tipe Stadion : Stadion Sepakbola Lama.
Kategori : C+
Sejarah Singkat
Stadion Siliwangi yang berada di Jln. Lombok Bandung, saat berdirinya memang lebih diperuntukkan bagi pembinaan jasmani anggota Kodam III/Siliwangi. Hal tersebut karena memang Stadion Siliwangi adalah milik Kodam III/Siliwangi, bukan milik Pemprov Jabar atau Pemkot Bandung. Seiring belum dimilikinya stadion yang lebih representatif di Kota Bandung untuk menggelar kegiatan olahraga yang besar, stadion dengan kapasitas sekitar 25.000 penonton tersebut seolah identik dengan kandang Persib Bandung. Bahkan ada pemeo yang mengatakan, “Jangan pernah merasa menjadi bobotoh bila belum pernah menonton secara langsung ‘Sang Maung’ di Stadion Siliwangi”.
Mungkin banyak yang belum tahu bila stadion kebanggaan warga Kota Bandung ini dibangun untuk memperingati peristiwa Bandung Lautan Api (BLA) pada 24 Maret 1946. Atau bahkan mungkin ada yang belum mengetahui bila Stadion Siliwangi sebenarnya dibangun untuk didedikasikan kepada 200.000 warga Kota Bandung yang telah merelakan segala hartanya yang habis terbakar dalam peristiwa BLA. Tepatnya setelah 8 tahun peristiwa itu, atas prakarsa Panglima Tentara dan Teritorium III, Kolonel Inf A.E. Kawilarang (Pangdam Siliwangi pertama) dimulailah pembangunan stadion untuk kegiatan olahraga warga Kota Bandung dan untuk latihan para tentara Siliwangi.
Dibangun di atas tanah milik Kodam, biaya pembangunan terkumpul dari potongan gaji para tentara dan pegawai Kodam selama 2 tahun. Sejumlah sen yang ada di belakang gaji para tentara dan pegawai itulah yang dipotong. Dan karena kondisi tanah di Kota Bandung yang liat maka setiap hari dua kompi angkatan darat pun terpaksa harus mengambil tanah dari Lembang untuk beberapa minggu.
Dengan segala kerja keras dan semangat Siliwangi, akhirnya hanya dalam jangka 2 tahun stadion itu dapat diselesaikan. Tapi saat itu hanya ada tribun utama dan terbuat dari kayu.
Tepat pada 24 Maret 1956 stadion diresmikan oleh Panglima Kawilarang. Sebagai hiburan, diadakan pertandingan persahabatan antara Persib Bandung melawan Persija Jakarta. Pada 1961, stadion ini pun menjadi tempat diselenggarakannya Pekan Olahraga Nasional (PON) V yang dibuka oleh Presiden Soekarno.
4.Stadion Gelora Bung Karno
Kota : Jakarta, DKI Jakarta Raya
Dibangun : 8 Februari 1960 (Renovasi 2007)
Kandang : Tim Nasional Indonesia
Kapasitas : 88.083 tempat duduk.
Tipe stadion : Stadion Sepakbola Lama.
Kategori : A
Sejarah Singkat
Gelanggang Olahraga (Gelora) Bung Karno adalah sebuah kompleks olahraga serbaguna di Senayan, Jakarta, Indonesia. Kompleks olahraga ini dinamai untuk menghormati Soekarno, Presiden pertama Indonesia, yang juga merupakan tokoh yang mencetuskan gagasan pembangunan kompleks olahraga ini. Dalam rangka de-Soekarnoisasi, pada masa Orde Baru, nama kompleks olahraga ini diubah menjadi Istora Senayan. Setelah bergulirnya gelombang reformasi pada 1998, nama kompleks olahraga ini dikembalikan kepada namanya semula melalui Surat Keputusan Presiden No. 7/2001.[1]. Dengan kapasitas sekitar 100.000 orang, stadion yang mulai dibangun pada pertengahan tahun 1958 dan penyelesaian fase pertama-nya pada kuartal ketiga 1962 ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Menjelang Piala Asia 2007, dilakukan renovasi pada stadion yang mengurangi kapasitas stadion menjadi 88.083 penonton.
Pembangunannya didanai dengan kredit lunak dari Uni Soviet sebesar 12,5 juta dollar AS yang kepastiannya diperoleh pada 23 Desember 1958.
5.Stadion Gelora Sriwijaya
Kota : Palembang, Sumatera Selatan
Dibangun : Tahun 2001
Kandang : Sriwijaya FC (Super Liga)
Kapasitas : 40.000 tempat duduk
Tipe Stadion : Stadion Sepakbola Lama.
Kategori : A
Sejarah Singkat
Stadion Gelora Sriwijaya yang terletak di daerah jakabaring Palembang ini merupakan salah satu stadion besar di Indonesia. Dibangun dalam rangka persiapan Sumatera Selatan sebagai tuan rumah PON XVI 2004, menunjukan keseriusan daerah ini dalam menyambut dan menyukseskan event empat tahunan tersebut. Dan kini pasca PON stadion ini digunakan klub juara Copa Indonesia dan juara Liga Indonesia 2007, Sriwijaya FC sebagai kandang klub tersebut.
Stadion ini juga pernah digunakan sebagai tuan rumah pertandingan kualifikasi dan perebutan tempat ke-3 Piala Asia 2007 mewakili stadion Indonesia selain Gelora Bung Karno.