• Jumat, Februari 24, 2012
  • Administrator
DIKUTIP.COM - Suparwono, manusia tertinggi di Indonesia asal Kabupaten Tulangbawang, Lampung meninggal dunia. Jenazah Suparwono dimakamkan di kebun karet keluarga di Kampung Tri Tunggal Jaya SP 8, Kecamatan Gunung Agung, Kamis Kemaren. 
Penyebab meninggalnya Suparwono, manusia tertinggi di Indonesia, bahkan Asia Tenggara, masih menjadi misteri. Dugaan terbaru, penderita kelainan gigantisme ini terkena serangan jantung.
Saat kejadian, ia habis jagong kumpul di rumah tetangga dan mengelus-elus kucing. Lalu, sampai di depan teras, langsung ambruk. - Sugito

Ditemui di rumah duka di Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung, Kamis (23/2/2012), Sugito (65), ayah almarhum menyebutkan, kepergian Suparwono pada Rabu (22/2/2012) sekitar Pukul 16.00 WIB sangatlah mendadak.



















"Ia masih terlihat sehat waktu itu. Saat kejadian, ia habis jagong (kumpul) di rumah tetangga dan mengelus-elus kucing. Lalu, sampai di depan teras, langsung ambruk. Kami bawa ke dalam, dia sudah tidak sadar. Pas kami bawa ke RS, badannya sudah dingin," tuturnya.

Pemilik rekor MURI kategori manusia tertinggi ini, meninggal dalam perjalanan ke Klinik Sharon Medical Centre, Tulang Bawang Barat.

Dari keterangan dokter di RS, ungkap Sugito, kemungkinan almarhum terkena serangan jantung.

Ia mengatakan, beberapa hari sebelumnya, Suparwono sempat mengeluhkan sakit di pencernaannya akibat muntaber selama 10 hari lebih.

"Namun, sudah sembuh. Dia juga sempat diajak ke Karang (Bandar Lampung), diundang gubernur untuk gunting pita acara penyerahan kapal nelayan," paparnya.

Suparwono merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Empat saudara kandungnya hidup normal hingga kini. Satu lainnya sudah meninggal. 

KAIN KAFAN UNTUK SUPAWARNO
Pihak keluarga maupun warga yang melakukan proses pemakaman Suparwono sempat kerepotan dibuatnya. Ini lantaran tinggi badan Suparwono mencapai 242 centimeter dan berat 176 kg. Karena itulah ia disebut sebagai manusia tertinggi di Indonesia. 
Dibutuhkan kain kafan sepanjang 39,21 meter untuk membungkus jenazah Suparwono. Bahkan, dibutuhkan 18 orang untuk mengangkat jenazahnya. 
Saat dibawa ke pemakaman, jenazah pria kelahiran Pagelaran, Kabupaten Pringsewu, 4 November 1985 lalu itu tidak dimasukkan dalam keranda maupun peti seperti umumnya. Untuk mengakalinya, pihak keluarga menggunakan mobil pikap dengan bak terbuka untuk membawa jenazah Suparwono ke pemakaman. 
 GO

BTemplates.com

Categories

Kamera CCTV Palembang

Popular Posts

Blog Archive