“Kalau integrasi sudah terjadi antara SD, SMP, dan SMA, maka ke depan juga perlu ada integrasi dari SMA ke PTN, sehingga jenjang dari SD ke PTN akan ‘nyambung’,” katanya setelah meresmikan Gedung AJ Teknik Elektronika ITS Surabaya, Sabtu (21/1/2012).
Didampingi Rektor ITS Surabaya Prof Triyogi Yuwono, ia menjelaskan, integrasi dari SMA ke PT akan dilakukan dengan mendesain Unas menjadi syarat masuk PTN dan untuk itu perlu tiga syarat.
“Syaratnya, soal Unas harus mencerminkan kemampuan potensi anak-anak SMA dan untuk membuatnya akan kami libatkan kalangan PT selaku pengguna,” katanya.
Selain itu, pelaksanaannya jangan sampai terjadi kebocoran soal Unas. “Karena itu, percetakan soal Unas akan kami sentralkan ke pusat untuk memudahkan kontrol, meski percetakannya nanti tidak satu perusahaan,” katanya.
Tidak hanya itu, pelaksanaannya juga jangan sampai terjadi contekan. “Untuk itu, kami akan mengantisipasinya dengan melakukan kombinasi soal sehingga satu kelas mungkin akan ada lima jenis soal dengan komposisi soal juga berbeda setiap harinya,” katanya.
Ditanya kemungkinan kebocoran akan terjadi dalam proses distribusi soal Unas, terutama distribusi pukul 06.00 WIB-08.00 WIB, Nuh mengatakan perjalanan soal Unas akan dikawal polisi mulai dari percetakan ke rayon, bahkan saat ada waktu menunggu di rayon juga dijaga pengawas dari PTN dan polisi.
“Di sekolah juga akan dipastikan tidak ada perbedaan soal Unas yang dikerjakan siswa dengan hasilnya, karena itu pengawas dari PTN juga akan melakukan pengawasan secara langsung dengan dibantu polisi dari luar kelas,” katanya.
Oleh karena itu, pihaknya akan mendesain Unas menjadi syarat masuk PTN. “Kalau desain itu sudah terwujud, maka nantinya tidak ada SNM-PTN. Mungkin PTN cuma melakukan tes potensi akademik dan tes jurusan, misalnya arsitek perlu tes menggambar,” katanya.
Ia menambahkan perubahan Unas untuk “paspor” masuk PTN itu akan mengembangkan fungsi Unas yakni pemetaan kualitas sekolah, syarat masuk PTN, dan faktor kelulusan. “Tapi, kelulusan akan tetap ditentukan sekolah,” katanya.
Dalam sambutan peresmian Gedung AJ Teknik Elektronika ITS Surabaya itu, Mendikbud menyatakan rencana pemerintah untuk meningkatkan jumlah sarjana teknik dari 11 persen menjadi 15 persen pada tahun 2015, karena pemerintah akan mendorong pertumbuhan ekonomi di luar Jawa yang terbagi dalam enam koridor (Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Nusa Tenggara).
sumber: surya