Orang mungkin bertanya-tanya. Bagaimana di akhir musim semi menjelang musim panas, di kawasan tropik bisa turun hujan salju? Ternyata itu bukanlah hal yang tidak mungkin terjadi.
Sebagai contoh, menurut sejumlah pakar, hujan salju bulan Juni di Mauna Kea, salah satu gunung yang ada di kepulauan Hawaii merupakan hal yang sangat langka. Namun bukanlah tidak dimungkinkan. Namun demikian, hujan salju yang terjadi di minggu pertama Juni 2011 ini merupakan yang pertama dalam waktu sekitar 30 tahun terakhir.
“Badai salju terkait dengan udara dingin dari atmosfir atas yang turun ke ketinggian menengah,” kata Steven Businger, Chief Meteorologist dari Storm Evolution and Energetics Research, University of Hawaii Manoa, seperti dikutip dari Life’s Little Mysteries, 9 Juni 2011.
Saat daratan menjadi panas karena disinari matahari, udara di permukaan mulai naik. Saat udara hangat tersebut bertemu dengan udara dingin di bagian atas atmosfir, maka muncul badai petir dan salju. “Ini biasa terjadi, tetapi biasanya di musim dingin, bukan musim panas,” kata Businger.
Menurut Businger, alasan mengapa salju turun di musim panas sendiri adalah karena tingginya permukaan tanah di puncak gunung Mauna Kea. “Perlu diingat, tinggi Mauna Kea mendekati 4.200 meter. Jadi, temperatur di puncak itu umumnya sangat dingin sepanjang tahun,” ucapnya.
Businger berpendapat, berhubung temperatur harian di puncak gunung itu antara April sampai November berkisar -17 sampai 15 derajat Celcius, turunnya salju di musim semi dan musim panas termasuk hal yang relatif normal.
Adapun ketebalan salju yang menyelimuti puncak gunung Mauna Kea, salah satu gunung berapi di Hawaii mencapai sekitar 15 sentimeter. “Salju menyelimuti kawasan yang cukup luas, namun umumnya kawasan yang berada di ketinggian di atas 3.600 meter,” kata Ryan Lyman, klimatolog yang bertugas di Mauna Kea Weather Center. (umi)