Jeng Kunti sedang duduk santai sambil uncang-uncang kaki di atas pohon jambu monyet. Tengok kiri, tengok kanan, sepi. Nggak ada satu pun makhluk hidup lewat yang bisa dijadikan sasaran keisengannya.
Tiba-tiba telinganya mendengar suara ribut-ribut. Penasaran, Jeng Kunti terbang menuju sumber suara. Lalu hinggap di atap salah satu rumah penduduk. Matanya melihat seorang anak lari keluar rumah diiringi caci maki seorang perempuan.
“jangan kabur lu. Balikin dulu duit emak. Dasar anak setaaan!”
Jeng Kunti kaget.
“ternyata gosip itu benar”, hatinya bergemuruh. Secepat kilat dia melesat ke arah komplek kuburan tempat tinggalnya.
“braaak!”, papan kuburan jebol diterjang Jeng Kunti.
“papi, sekarang ngaku aja deh, papi beneran selingkuh kan. Gosip itu benar kan?!”
“wah, mami pitnah neh. Apa buktinya aku selingkuh?”, om setan berkilah.
“tadi di kampung sebelah ada emak-emak nyebut kalo anaknya itu anak setan, berarti anak papi, kan?” Jeng Kunti meradang.
“wadoh, mami ngarang neh. Nggak mungkin aku selingkuh sama manusia. Emangnya gue setan apaan”.
“bener nggak pernah selingkuh? Kalah dong sama manusia”, pancing Jeng Kunti.
“enak aja,pernah dong. Tapi nggak sama manusia”, Om Setan terpancing jaga gengsi.
“terus sama siapa?”.
“sama Neng Wewe pernah, sama Mbak Sundel pernah, sama…”.
“paapiii…!”. Jeng Kunti melempar Om Setan pakai bakiak.
Tiba-tiba telinganya mendengar suara ribut-ribut. Penasaran, Jeng Kunti terbang menuju sumber suara. Lalu hinggap di atap salah satu rumah penduduk. Matanya melihat seorang anak lari keluar rumah diiringi caci maki seorang perempuan.
“jangan kabur lu. Balikin dulu duit emak. Dasar anak setaaan!”
Jeng Kunti kaget.
“ternyata gosip itu benar”, hatinya bergemuruh. Secepat kilat dia melesat ke arah komplek kuburan tempat tinggalnya.
“braaak!”, papan kuburan jebol diterjang Jeng Kunti.
“papi, sekarang ngaku aja deh, papi beneran selingkuh kan. Gosip itu benar kan?!”
“wah, mami pitnah neh. Apa buktinya aku selingkuh?”, om setan berkilah.
“tadi di kampung sebelah ada emak-emak nyebut kalo anaknya itu anak setan, berarti anak papi, kan?” Jeng Kunti meradang.
“wadoh, mami ngarang neh. Nggak mungkin aku selingkuh sama manusia. Emangnya gue setan apaan”.
“bener nggak pernah selingkuh? Kalah dong sama manusia”, pancing Jeng Kunti.
“enak aja,pernah dong. Tapi nggak sama manusia”, Om Setan terpancing jaga gengsi.
“terus sama siapa?”.
“sama Neng Wewe pernah, sama Mbak Sundel pernah, sama…”.
“paapiii…!”. Jeng Kunti melempar Om Setan pakai bakiak.