- Sabtu, Juni 18, 2011
- Administrator
- Tokoh
Ocimnet - Sepeninggal Osama bin Laden, Ayman Al Zawahiri, orang nomor dua di Al Qaeda, ditunjuk sebagai pemimpin baru kelompok tersebut. Ia pun mulai dibandingkan dengan Osama.
Penunjukan Ayman sebagai pengganti Osama merupakan sebuah pertanyaan besar mengenai masa depan jaringan ini. Sejak 1998, Ayman hanyalah ahli fisika pribadi dan orang terdekat Osama. Ia deputi yang memuliakan Osama ketika meninggal dalam penyergapan AS, bulan lalu.
Al Qaeda membutuhkan waktu sebulan lebih untuk mengumumkan pemimpin barunya. Bagi pengamat, ini merupakan pertanda adanya perdebatan panjang untuk menentukan pengganti Osama. “Sepertinya, Ayman tak langsung terpilih,” ujar pengamat keamana CNN, Peter Bergen.
Ketika seorang pendiri dan pemimpin organisasi meninggal, sebuah tantangan langsung terbuka di depan mata. Dalam kasus Al Qaeda, banyak aral yang masih melintang. Terutama bagi pemimpin baru, yang ditenggelamkan pesona Osama.
Selama beberapa tahun terakhir ini, kelompok Al Qaeda dianggap melemah dan kehilangan ide kritisnya. Hal ini ditambah memburuknya situasi di Arab beberapa waktu belakangan ini. “Hambatan-hambatan ini bak paku besar di peti mati,” lanjut Bergen.
Ayman tentunya harus mengatasi kesulitan-kesulitan Al Qaeda dulu, baru masalah pribadinya. Misalnya, ia kekurangan karisma dan kemampuan orasi sehebat Osama. Ia harus bisa meyakinkan orang untuk bergabung dengan Al Qaeda dan melakukan kegiatan atas nama mereka.
“Tanpa Osama, inspirasi itu tentunya berkurang,” tutur pengamat teroris CNN, Paul Cruickshank.
Selain Ayman, sebenarnya masih ada sosok ternama lain di Al Qaeda. Seperti ulama Yaman kelahiran Amerika, Anwar Al Awlaki. Ia bisa saja menjadi pilihan yang lebih baik karena bisa berbahasa Inggris, melek teknologi dan termasuk generasi baru dengan ide-ide segar.
Saif Al Adel, mantan letnan di militer Mesir dan Islamis yang sempat ditunjuk sebagai pengganti sementara Osama. Al Adel yang menjadi semacam menteri pertahanan Al Qaeda, sayangnya tak pernah tampil di depan umum.
Dari dalam tubuh Al Qaeda telah banyak laporan negatif mengenai Ayman. Ia dikatakan sebagai pria yang argumentatif, seringkali memisahkan diri dan sulit diajak kerjasama. Ayman dianggap tidak ideologis, dalam artian senada dengan Osama.
“Kualitas-kualitas inilah yang membuatnya agak tak cocok di Al Qaeda dan tak bisa memberi energi baru untuk kelompok itu. Ia tak terlalu dihormati karena sulit diajak kerjasama. Sudah jelas, Ayman dan Osama dua orang yang berbeda,” papar mantan agen Badan Intelijen AS (CIA) Phil Mudd.
Meski begitu, tetap saja komando Al Qaeda duduk bersama dan berbicang hingga mereka setuju dengan posisi Ayman sebagai pemimpin baru. Pengamat militer yang menjadi Pemimpin Redaksi The Long War Journal, Bill Roggio, merasa hal ini sudah sepantasnya terjadi.
“Ayman adalah pejabat publiknya Al Qaeda. Ia amat dikenal, memiliki posisi tinggi dan catatan. Meski banyak pertanyaan bagaimana ia memiliki catatan dan jabatannya itu. Bisa dikatakan, Osama juga punya anak buah yang suka mencela,” kata Roggio.
Roggio merasa, lebih penting memikirkan Al Qaeda yang telah mengisi kekosongan jabatan setelah Osama tewas. Sebab, kemungkinan besar kelompok ini akan kembali melakukan kegiatannya. Terutama dalam rangka pembalasan dendam kematian Osama.
[via - inilah]