Foto ini aku ambil di sebuah sudut desa dekat Padepokan seni DAUN, tepatnya desa Banjarsari, dekat terminal Bunder- Gresik- Jawa Timur, tanggal 3 Mei 2011, pukul 12.39 WIB.
Dalam sejarah peradaban, Padi sesungguhnya adalah tanaman rawa, yang kemudian dibawa ke sawah, bahkan sampai ke puncak-puncak bukit ditanam tanpa air menggenang.
Namun walau bagaimanapun, padi yang terbaik adalah yang ditanam seperti asalnya, meniru rawa, dirawat tanpa perlakuan kimia (pupuk, pestisida dan seterusnya).
Untuk memahami muasal padi dari rawa agak sulit ternyata, karena ribuan tahun manusia telah membawa padi jauh dari rawa, berpisah dengan teratai untuk selamanya.
Namun kali ini aku beruntung, karena hanya dengan melangkah kaki beberapa meter saja dari Padepokan Seni DAUN tempat tinggalku, aku menemukan padi (lengkap dengan bulir-bulirnya yang sebagian besar telah dtuai) berdampingan-utuh dengan teratai yang sedang mekar. Seperti menyaksikan Dewi Sri dan Kwan Iem secara bersamaan.
saat menemukan lokasi ini, aku seperti pergi ke ribuan tahun silam saat padi belum dibawa oleh peradaban manusia keluar dari muasalnya: rawa.
mungkin moment dalam foto init tidak anak pernah bisa diulang, kecuali mesin waktu benar-benar telah ditemukan.
Disadur dari akun Facebook Arik S. Wartono
copyright @ Padepokan Seni DAUN