Asem-pedas ikan sembilang, merupakan satu dari puluhan menu tradisional khas warga pesisir Gresik, yang hingga kini masih banyak diminati warga. Menu tradisi warisan nenek moyang tersebut, menjadi menu andalan warga Gresik dan kota lain di sekitarnya, karena tekstur dagingnya yang lembut dipadu dengan bumbu asam-pedas sehingga mampu bangkitkan selera.
Warung-warung penjual menu tradisional asem pedas ikan sembilang, banyak ditemui di warung-warung sederhana di sepanjang jalur Pantai Utara Deandles yang menghubungkan kota Gresik dengan kota-kota lain di sekitarnya.
Menu berbahan baku ikan lele laut itu, mampu menebarkan sensasi kelezatan daging yang lembut dipadu aroma rasa asem dan pedas, sehingga banyak diminati warga kota lain di sekitarnya, seperti Surabaya, Malang dan Lamongan. Karena kelezatanya, para pengguna jalan yang melintas di jalur pantura Gresik, selalu menyempatkan mencicipi kelezatannya.
Aroma asam dan pedas, dipadu dengan daging ikan sembilang yang lembut tanpa duri, menimbulkan kenikmatan tersendiri. Karena itu, setiap melintas di jalur pantura Gresik, dirinya dan keluarga, selalu menyempatkan menikmati kelezatannya.
Anita Maya, (34 tahun,) salah satu penyedia menu asem pedas ikan sembilang, mengatakan, sejak 15 tahun lalu menekuni usaha warisan keluarganya. “Menu ini sudah lama dan sangat membudaya di Gresik”, ujarnya
Menurutnya, dalam sehari warung yang dikelolanya mampu menghabiskan daging ikan sembilang rata-rata 60 kilogram. Dengah harga jual seharga 14 ribu rupiah, per porsinya.
Proses pengolahan ikan sembilang nyaris sama persis dengan mengolah menu makanan laut lainnya, yang menggunakan bumbu buah asam mudah, kunyit, daun bawang, cabe, bawang merah, bawang putih, serta daun jeruk purut, sebagai penyedap sekaligus menghilangkan bau anyir.
Menu tradisional akan terasa lebih nikmat, terutama jika disantap siang hari dan disajikan dalam kondisi masih hangat.