• Rabu, Juni 02, 2010
  • Administrator


Pada umumnya, seniman lukis mengekspresikan karyanya di atas kertas ataupun kain. Namun, berbeda halnya dengan Jumartono, warga Jalan Sunan Giri Kota Lamongan yang mampu mengekpresikan gagasannya melalui media batu candi Gunung Merapi.

Sudah setahun lamanya, pelukis lulusan sekolah menengah seni rupa di surabaya ini bereksperimen dengan batu candi sebagai media lukisannya. Pemilihan batu candi yang didatangkannya langsung dari gunung Merapi sebagai media lukisan adalah untuk memberi kesan sosial kondisi masyarakat kelas bawah yang berkarakter keras.

Dengan kemampuan seninya yang terukur rapi, goresan halus kanvas di tangannya, mampu menggambarkan kekerasan psikologis masayarakat kelas bawah yang tertuang dari bahasa tubuh figure-figur yang gelisah. Kesan ini akan semakin kuat ketika berpadu dengan kerasnya batu candi.

Jumartono tertarik untuk melukis di atas batu candi dengan tema kekerasan yang dihadapi kaum muda, mulai kekerasan hidup akibat himpitan ekonomi, putus cinta hingga kecewa akibat impian yang tidak tercapai. Tema tersebut dieksplorasi dalam simbol-simbol bahasa tubuh yang terlihat gelisah.

Rata-rata, karya lukis Jumartono dituangkan dalam lempengan-lempengan batu yang berbentuk kotak dengan ukuran 20 x 20 centimeter hingga 40 x 40 centimeter. Lempengan-lempengan tersebut kemudian disusun menjadi satu dengan ukuran beragam.

Untuk melukis di atas batu candi, pemuda kelahiran Lamongan 32 tahun silam ini menggunakan cat air yang berkualitas tinggi. Tekstur batu candi yang berkarakter keras, menambah nilai artistik dari lukisan yang tertuang di atas lempengan-lempengan batu candi tersebut. “Ini lebih cenderung pada konsep saya untuk mengangkat realitas hidup para pemuda di kelas bawah”, ujarnya.

Lukisan batu candi ini mengadopsi tema street art, atau lukisan jalanan sehingga sifatnya fleksibel. Bisa dipajang di dalam maupun di luar ruangan.

Dari ide lukisan yang di tuangkan di media batu candi ini, Jumartono mampu menembus Pameran Lukisan Nasional Indonesia Art di Jakarta 17 hingga 27 Juni 2010 mendatang, untuk bersaing dengan pelukis senior lainnya.

Selain melukis di media batu candi berukuran kecil, Jumartono juga menuangkan lukisan berukuran besar. Lukisan berukuran kecil misalnya di jual dengan harga relatif murah, berkisar dari harga 200 ribu hingga 500 ribu rupiah. Semantara lukisan berukuran besar, dijualnya dengan harga Tujuh Juta hingga Sepuluh Juta Rupiah.

Related Posts:

  • KARAKTER ALAMI LUKISAN BATU CANDIPada umumnya, seniman lukis mengekspresikan karyanya di atas kertas ataupun kain. Namun, berbeda halnya dengan Jumartono, warga Jalan Sunan Giri Kota Lamongan yang mampu mengekpresikan gagasannya melalui media batu candi Gunu… Read More
  • KARYA LUKISAN RELIEF INDAH DARI KORAN BEKASKarya indah tak selamanya harus terbuat dari bahan baku mahal. Kadang bisa juga berasal dari barang tak berharga. Seperti hasil karya seorang pemuda bernama Okto Sanitia Maarif, warga Jalan Penatusan, Kelurahan Purwokerto Wet… Read More
  • WAYANG DAUN LONTAR, CARA LAIN MELESTARIKAN BUDAYA BANGSABanyak cara bisa dilakukan orang untuk melestarikan dan mengenalkan kesenian wayang dikalangan generasi muda. Diantaranya dengan memperkenalkan tokoh-tokoh wayang yang melalui wayang kecil yang dibuat dari daun lontar. Apalag… Read More
  • LUKISAN KUKU, BIKIN WANITA TAMPIL LEBIH CANTIKKaum hawa punya sejuta cara untuk mempercantik penampilannya. Selain wajah dan rambut, kuku pun tak luput dari perhatiannya. Seni lukis kuku berasal dari negeri Sakura, Jepang dan masuk ke Indonesia sekitar lima tahun lalu. B… Read More
  • KARNAVAL BHINNEKA TUNGGAL IKA, PERINGATI 100 HARI GUSDURBerbagai macam cara dilakukan oleh masyarakat dalam memperingati 100 hari wafatnya GusDur, atau KH Abdurrahman Wahid. Sebagian besar memperingatinya dengan menggelar tahlil dan doa bersama. Namun, di Yogyakarta, warga Tiongho… Read More

BTemplates.com

Categories

Kamera CCTV Palembang

Popular Posts

Blog Archive