DIKUTIP.COM - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencermati wisatawan nusantara yang semakin banyak berlibur ke luar negeri. Salah satu pendorongnya adalah murahnya harga tiket menuju destinasi luar negeri, dibandingkan harga tiket antar destinasi di dalam negeri, terutama ke Indonesia wilayah timur.
Hal ini diungkapkan Kepala Subdirektorat Promosi Dalam Negeri Kemparek Rita Sofia di sela-sela Welcome Dinner Bengawan Solo Travel Mart (BTM) di Taman Balekambang, Solo, Sabtu (28/4/2012) malam.
Meski mengaku lupa angka persisnya jumlah wisatawan nusantara yang berlibur ke luar negeri, menurut Rita, jumlahnya cukup banyak. Namun begitu, angka itu masih di bawah pergerakan wisatawan domestik di dalam negeri.
"Pergerakan wisatawan di dalam negeri cukup baik, meningkat dari tahun ke tahun. Namun memang cukup banyak juga yang ke luar negeri, baik murni berlibur atau sambil dagang atau berobat," kata Rita.
Jumlah pergerakan wisatawan domestik di dalam negeri pada tahun 2010 sebesar 232 juta orang, tahun 2011 naik menjadi 239 juta orang dengan nilai Rp 150 miliar.
Untuk tahun 2012, ditargetkan pergerakan meningkat menjadi 245 juta orang. Kendala untuk mendor ong pergerakan, antara lain mahalnya harga tiket. "Misalnya tiket ke Singapura atau Malaysia cukup hanya Rp 500.000, sedangkan kalau mau ke Raja Ampat butuh Rp 6 juta pergi pulang," kata Rita.
Untuk mendongkrak pergerakan wisatawan dalam negeri, pihaknya menggelar Tourism Indonesia Mart Expo (TIME). Tahun ini Lampung menjadi tuan rumah TIME yang kedatangan 77 perusahaan agen pariwisata dari 23 negara.
Tahun depan, Solo terpilih sebagai tuan rumah TIME. "Selain itu kami juga mendorong daerah mengembangkan wisata minat khusus, seperti wisata kuliner, wisata olahraga, wisata kesehatan, dan wisata belanja," kata Rita. Ajang BTM 2012 melibatkan 60 penjual dan 60 pembeli, di antaranya dari Malaysia dan China.
Sekretaris Daerah Kota Solo, Budi Suharto, mengatakan, pihaknya berupaya meningkatkan citra Solo sebagai kota wisata dengan menambah daya tarik wisata, seperti atraksi wisata yang ditunjang obyek wisata yang representatif hasil revitalisasi.
Meski Solo pernah ditetapkan sebagai The Best Destination dan kota dengan perkembangan meeting, incentive, convention, dan exhibition (MICE) terbaik di Indonesia yang diberikan bebe rapa lembaga, pihaknya terus meningkatkan citra Solo sebagai kota pariwisata. Saat ini, 75-80 persen wisatawan yang datang ke Solo untuk kepentingan MICE.